Mohon tunggu...
Vincentia Laura Marshanda
Vincentia Laura Marshanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas Airlangga, program studi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan. Saya tertarik dalam bidang teknologi, AI, dan Otomotif

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Akankah CHAPPIE Si Robot Polisi Dapat Menjadi Kenyataan?

13 Mei 2023   18:00 Diperbarui: 14 Mei 2023   23:02 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia teknologi saat ini sudah berkembang sangat pesat. Berbagai macam jenis robot saat ini banyak digunakan, mulai dari robot sederhana tanpa program hingga robot-robot canggih berbasis Artificial Intelligence (AI). Penggunaan robot saat ini juga mudah ditemukan diberbagai tempat, seperti perusahaan besar, bandara, hingga di jalanan atau tempat umum. 

Banyak sekali jenis-jenis robot yang telah beroperasi saat ini, seperti robot humanoid, robot mobile, robot manipulator, robot terbang, dan lain-lain. Dari semua robot itu pernahkah kalian terpikirkan bagaimana jika robot tersebut menggantikan pekerjaan manusia? Hal ini dapat kita prediksi melalui film "Chappie" bagaimana pekerjaan seorang polisi dapat dilakukan oleh sebuah robot, bahkan lebih cerdas dan lebih kuat. Dalam film tersebut karakter Chappie dibuat dengan menggabungkan teknologi AI dalam tubuh robot polisi, sehingga dia bisa diprogram, dilatih dan diajarkan untuk menggunakan senjata, menangkap penjahat, menghentikan tindakan kriminalitas lainnya. Robot-robot itu diciptakan untuk menurunkan jumlah polisi yang tewas dalam memerangi penjahat. Selain membantu polisi, mereka juga bertugas untuk memberikan back up pada polisi ketika melawan para penjahat. Dalam film ini, angka kriminalitas menjadi menurun  semenjak menggunakan robot sebagai pembantu dan pengganti kerja polisi.

Namun, dibalik keberhasilan kinerja robot-robot polisi ini, ada hal lain yang bisa menjadi ancaman bagi manusia juga. Dimana diceritakan di dalam film Chappie, karakter Chappie yang rusak, ditanamkan program kecerdasan buatan dalam tubuhnya, dia diambil dan disalahgunakan oleh penjahat. Robot tersebut bersikap seperti anak kecil dengan kecerdasan yang dapat dilatih sesuai dengan apa yang dia terima dan pelajari layaknya manusia. Dalam arti lain, kecerdasan buatan bisa menjadi bumerang apabila disalahgunakan. Ketika ia dilatih untuk melakukan sesuatu yang benar, maka ia dapat membantu pekerjaan manusia. Namun sebaliknya apabila disalahgunakan, justru keberadaan robot dan kecerdasan buatan dapat menjadi ancaman bagi manusia.

Di kehidupan nyata, dilansir dari CNN Indonesia robot polisi pertama berhasil diciptakan di Dubai, Uni Emirates Arab. Namun tidak seperti di film, dimana para robot menangkap penjahat, robot polisi di Dubai ini bertugas untuk berkomunikasi dengan warga, menjadi penghubung antara pihak kepolisian dengan warga, membayar denda atau tilang, melaporkan kejahatan dan banyak lagi. Melansir BBC, kepolisian lebih mudah untuk memantau publik dan warga merasa lebih mudah untuk saling terhubung tanpa harus mengunjungi kantor polisi. Pemerintah mereka mengatakan tujuannya adalah agar 25% dari pasukan menjadi robot pada tahun 2030 tetapi mereka tidak akan menggantikan manusia. 

“Kami tidak akan mengganti petugas polisi kami dengan alat ini," ungkap Brigjen Khalid Al Razooqi, director general of smart services Dubai Police. 

Hal ini berarti robot polisi dianggap sudah bisa membantu tugas polisi secara general, namun belum spesifik kearah kasus kriminal berat. Namun kita tidak tahu bagaimana nanti kedepannya teknologi robot polisi ini. Apakah bisa menggantikan tugas polisi atau hanya membantu kerja polisi secara general saja? Bagaimanapun baik buruknya teknologi Artificial Intelligence (AI) di pikiran banyak orang, kemunculan teknologi kecerdasan buatan ini takkan terelakkan. Kecerdasan buatan menjadi positif apabila kita berpikir untuk menggunakannya dengan tujuan baik dan sebaliknya, akan menjadi negatif apabila digunakan untuk tujuan yang jahat. So bagaimana tanggapanmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun