PEMULIHAN KERUSAKAN DAN GEJALA PASCA COVID19
PASCA PULANG RS COVID SETELAH 24 HARI DIRAWAT Â DI RS COVID
Oleh; Liong Vincent Christian
Jakarta 8 Maret 2021
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10158486203558052&id=721668051Â
[Tulisan ini pengalaman pribadi pasien bukan teori dari Dokter atau Tenaga medis ahli. Jadi tidak bisa menjadi rujukan tulisan ilmiah.]
Ketika aku keluar dari RS Covid Siloam Kelapa Dua tgl 26 Feb 2021 kemarin terasa beda sekali udara di luar kamar isolasi dengan di ruang isolasi RS.
Pengobatan Covid19 ku (Remdesivir / Cofivor + Dexamethasone + Levofloxacin 750 mg injeksi paket 10 hari) Â kebanyakan sudah selesai di tanggal 13 Feb 2021 selanjutnya pengobatan untuk menurunkan D Dimer (tidak ada hubungannya dengan melawan virus Covid19 hanya pengencer darah saja), menunggu kembali ke nikai D Dimer normal di 0.3 sambil menunggu PCR Negatif. Meski pengobatan kebanyakan sudah selesai, tetapi di dalan ruangan isolasi badan terasa sangat sehat. Seperti udara di pegunungan padahal ruangan tertutup semua gedungnya seperti tanpa ventilasi. Saya merasa jauh lebih sehat daripada sebelun kena Covid19.
Aku dengar di ruangan isolasi RS Siloam Kelapa Dua pakai semacam alat untuk mengatur sirkulasi udara dengan positif dan negatif pressure. Lalu ada semacam Hepa Filter yang memfiltrasi sirkulasi udara. Udara di lorong lebih tinggi tekananya daripada di kamar dan kamar mandi di dalan kamar pasien, sehingga udara di kamar tersedot ke kamar mandi lalu ke kipas eksos yang ada di dalam kamar mandi lalu mungkin disaring oleh semacam Hepa Filter.
Aku bercuriga apakah perasaan amat segar yang mungkin berakibat selama aku masih menginap di RS, bahkan ketika kebanyakan pengobatan sudah selesai (dari tgl 13 Feb sampai tgl 26 Feb keluar RS) aku merasa segar sekali bahkan terasa sepertinya lebih segar bugar daripada sebelum Covid19. Aku bercuriga itu akibat udara di lorong lt6 tempat perawatan ruang isolasi pasien Covid telah diberi positif pressure berarti 1 atm lebih sedikit dan melalui filtrasi Hepa Filter. Atau mungkin (bisa mahal sekali biayanya) apakah ruangan diberi pasokan oksigen dalam jumlah tertentu supaya ruangan nya kaya oksigen. Sebab di dalam kamar tertutup, aku jarang menyalakan AC mengapa perasaanku udaranya terasa seperti sedang pergi ke hutan wisata di pengunungan.