Di zaman yang serba digital ini, data dan informasi menyebar secepat kilat yang menghantam tanah. Kita dapat melakukan berbagai hal dengan hanya menekan tombol di handphone kita. Saat ini, media sosial juga turut mempercepat penyebaran informasi. Dengan hanya sekali tekan, postingan kita dapat dilihat semua manusia dari seluruh dunia. Tidak hanya itu, platform e-commerce seperti shopee, tokopedia, Amazon, dan lazada sedang mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Masyarakat nampaknya mulai nyaman dengan layanan e-commerce , karena per Desember 2021, shopee mempunyai jumlah pengunjung harian sebanyak 33,27 juta. Namun, tahukah kamu kalau keberadaan data analyst sangat dibutuhkan di sektor - sektor digital seperti media sosial dan e-commerce.Â
Setiap aktivitas yang kita lakukan di google, sosial media, aplikasi atau website e-commerce dan aplikasi – aplikasi lainnya akan memberikan data ke berbagai pihak, salah satunya adalah terhadap pihak pengembang aplikasi. Pengembang aplikasi akan menggunakan data tersebut untuk mengembangkan aplikasi agar menjadi lebih menarik dan lebih relevan bagi para penggunanya. Walaupun begitu, data yang awalnya didapatkan masih berupa data mentah yang tidak bisa ditafsirkan.Di sinilah data analyst berperan.
Data analyst adalah seseorang yang melakukan analisis data. Menurut Lexy J. Moleong analisis Data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.Â
Oleh karena itu dapat disimpulkan kalau data analyst adalah orang yang mengorganisasikan suatu data berdasarkan pola, kategori, dan satuan uraian dasar agar data tersebut dapat ditafsirkan dalam bentuk analisis, penjelasan suatu pola, dan memberikan hubungan antara berbagai konsep. Maka, data analyst adalah pekerjaaan yang berhubungan erat dengan logika dan analisis.Â
Contoh, di dalam sebuah platform e-commerce, data analyst akan mengolah dan menganalisa data - data tertentu. Misalnya, berapa persen pengguna yang menekan produk - produk yang direkomendasikan. Bila setelah diolah datanya ternyata persentasenya rendah, maka data analyst akan menyampaikan hal ini ke perusahaan sebagai bahan evaluasi. Dalam konteks contoh ini, maka ada yang salah dengan sistem rekomendasi di platform tersebut.
Karena permintaan dan kebutuhan akan data analyst yang tinggi, kedepannya, data analyst diprediksi akan menjadi pekerjaan yang paling dibutuhkan di tahun 2025. Gaji seorang data analyst juga cukup menjajnjikan, dan berkisar dari Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. Walaupun begitu, saat ini jurusan data analyst masih belum ada di Indonesia. Apabila ingin berkarier di bidang data science, maka sebaiknya anda mengambil jurusan teknik informasi, matemarika, statistika, dan jurusan - jurusan lain yang berkaitan dengan matematika dan komputer.Â
Bila saya analogikan, profesi data analyst sama seperti keberadaan senter di area yang gelap. Tanpa adanya sebuah senter, maka kita tidak bisa melihat benda - benda di sekitar kita. Benda - benda tersebut ada dan kita bisa merabanya, tapi kita baru bisa melihatnya ketika kita menggunakan senter. Sama halnya seperti data analyst, perusahaan mendapatkan banyak sekali data mentah, tetapi data yang masih mentah masih tidak dapat ditafsirkan dan tidak berguna bagi perusahaan. Data tersebut baru bisa 'dilihat' dan bisa memberikan berbagai informasi setelah data tersebut diolah oleh data analyst.
Dalam 20 tahun kedepan, saya yakin kalau profesi data analyst akan semakin meledak dan semakin dibutuhkan. Hal ini dikarenakan saat ini kita memasuki era digital, dan hampir semua perusahaan mulai mengubah model bisnis mereka ke model digital. Hal ini akan semakin meningkatkan kebutuhan akan adanya data analyst, karena perusahaan yang berbasis digital akan mendapatkan data - data penting dari penggunanya.Â
Sebagai contoh, nantinya akan ada semakin banyak perusahaan - perusahaan e-commerce yang berbasis digital. Perusahaan tersebut perlu memantau dan memperhatikan gerak - gerik pengguna, sehingga perusahaan tersebut dapat merekomendasikan barang, layanan, dan bahkan metode pembayaran yang tepat. Â Sehingga, keberadaan data analyst akan semakin dibutuhkan.
Di sisi lain, ada juga kemungkinan profesi data analyst menjadi profesi yang dicekal. Hal ini dikarenakan profesi data analyst sangat bergantung pada data, dan data tersebut biasanya diperoleh dari mengamati gerak - gerik penggunanya.Â
Masalahnya, tidak semua orang setuju untuk diamati gerak - geriknya. Bahkan, beberapa orang tidak sadar apabila mereka memberikan data ke pihak pengembang. Hal ini dapat berujung pada kasus hukum dan pelanggaran privasi. Bukan tidak mungkin bila nantinya akan ada banyak kasus seperti facebook yang terjerat ranah hukum dan penggunanya menolak untuk diambil datanya.