Mohon tunggu...
Vincent Henderson
Vincent Henderson Mohon Tunggu... Lainnya - CAMBRIDGE IGCSE O'LEVEL ( Bahasa Indonesia ) = A

Status : Pelajar SMA 11. Saya adalah INFP - T ( Mediator ), saya mempunyai hobi terutama di bidang Fauna, Bisnis, Ekonomi dan Industri Hiburan. Saya sangat up-to-date dengan berita-berita terkini dan mendapatkan nilai akademik yang bagus dalam mata pelajararan Bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Krisis Uang Lebanon Berujung Pembakaran Bank

20 Februari 2023   17:14 Diperbarui: 20 Februari 2023   17:38 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Kamis (16/2), warga Lebanon menyerang sejumlah Bank di kota Beirut karena ditetapkannya pembatasan penarikan uang di negara tersebut. Salah satu alasan kenapa Lebanon sedang diambang kemiskinan antara lain adalah karena kebijakan ekonomi yang buruk: Sejarah kebijakan ekonomi yang buruk dan kurangnya reformasi struktural dalam beberapa dekade terakhir telah menyebabkan ketidakstabilan dan inflasi di Lebanon. Kebijakan fiskal dan moneter yang tidak koordinatif, korupsi, dan sistem politik yang disfungsi telah menyebabkan penurunan investasi dan ketidakstabilan ekonomi di Lebanon.

Setidaknya ada 6 Bank yang dibakar massa pada hari kamis, selain kebijakan penarikan uang yang menyebabkan para deposan marah karena mereka berasa telah diambil haknya atas uangnya sendiri, mata uang Lebanon juga mengalami penurunan yang sangat tinggi sejak 2019 sebesar 98%.

Krisis uang Lebanon yang sudah terjadi selama beberapa tahun, menyebabkan rakyat murka apalagi ditambah tingkat kemiskinan yang makin tinggi, para massa yang makin nekat mencoba untuk mencuri uang di Bank demi mendapatkan uang simpanannya dan menyebabkan panik di negara tersebut.

Pemerintah Lebanon dianggap bersifat lamban dan pasif dan hanya menunggu bantuan dari organisasi internasional, Bank Sentral Lebanon juga dilaporkan keuangan mereka makin menipis sehingga negara itu harus menghadapi inflasi sebesar 200x lipat.

"Pemerintah perlu bergerak cepat, tetapi mereka malah tak melakukan apapun sama sekali,"

Dina Abou Zour

Pendiri Kelompok Serikat Penabung

Jumat (7/10/2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun