Gempa bumi dashyat yang terjadi di Turki-Suriah memakan banyak sekali korban jiwa yang terus bertambah hingga kini. Gempa tersebut terjadi pada tanggal February 6, 2023 dengan kekuatan magnitudo sebesar 7,8. Data terbaru dari Badan Penanggulan Bencana Turki (AFAD) yaitu korban jiwa mencapai 40.642, sedangkan Suriah yaitu 5,800 korban jiwa, total korban jiwa dari dua negara tersebut yaitu 46,442.
Kepala Badan Penanggulan Bencana Turki, Yunis sezer, menyatakan bahwa hampir seluruh operasi pencarian telah diberhentikan setelah dua pekan pasca gempa tetapi dua provinsi yaitu Hatay dan Kahramanmaras tetap dilanjutkan karena dua provinsi itu adalah yang paling terdampak dari efek gempa. Gubernur Hatay, Rahmi Dogan, menyatakan bahwa 80 persen bangunan di provinsi itu telah hancur dan harus dibangun ulang.
Yunis Sezer juga meminta bantuan untuk diberikan tenda-tenda darurat yang lebih banyak lagi karena warganya masih menyimpan trauma dan ketakutan untuk tinggal di dalam bangunan/gedung.
Tetapi, publik dibuat terkejut dengan penemuan korban yang masih berlanjut bahkan setelah operasi evakuasi telah diberhentikan dan masih ada korban yang berhasil bertahan hidup, mereka berhasil bertahan hidup terjebak di puing puing bangunan tanpa makanan dan air saat Turki sedang dilanda suhu dingin yang ekstrim.
Pada Sabtu (18/2), tim SAR mengevakuasi sepasang suami istri dan anaknya yang berusia 12 tahun tertimbun di reruntuhan bangunan selama 296 jam, tetapi sangat disayangkan, sang anak dilaporkan meninggal dunia tak lama usai dievakuasi.
DIKUTIP DARI CNNÂ "Ini peristiwa yang tidak biasa. Secara fundamental, tubuh kita bisa bertahan tetapi banyak yang bertahan pada keberuntungan" kata professor Bencana dan Kesehatan University College London, Ilan Kelman, kepada CNN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H