Ini Pilihan Yang Saya Pilih
Boyolali merupakan kota di sudut Jawa Tengah diantara kota Kartasura dan Salatiga. Pekerjaan di kota kecil seperti Boyolali memang tidak begitu menjanjikan namun bagi seorang ayah separuh baya ini PNS menjadi pilihannya sejak 25 tahun. Namun bagaimana suka duka kehidupan pekerjaan PNS di kota kecil Boyolali bagi Suwarno?
Matahari diam-diam sudah bersembunyi dan ditemani hujan deras begitu suasana di salah satu kantor pemerintahan di Boyolali. Tempat itu tidak seperti biasanya di jam-jam kerja kantoran yang padat orang-orang berlalu lalang mengurus partai politiknya apalagi bulan April besok adalah pesta demokrasi bangsa ini. Entah, mungkin karna saya memang menyambangi kantor sudah pukul13.30 WIB atau hujan deras yang mengguyur setiap sudut kota saat itu, seperti siput tersentuh oleh tangan manusia yang kemudian menyembunyikan dirinya di balik cangkang yang teduh.
Saat ditemui penulis, Suwarno begitulah panggilan ayah dua orang putri ini. Suwarno sudah 25 tahun bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Boyolali. “Pekerjaan saya dimulai di SMP N 1 Musuk,Boyolali sebagai guru BK dan TIK selama 18 tahun. Lalu dipindahkan ke Dinas DIKPORA Boyolali selama 2 tahun dan 4 tahun ini bekerja di Dinas Kesbangpol Boyolali,”ungkapnya.
Suwarno lahir di Boyolali, 7 Agustus 46 tahun silam ini meski lahir dan bekerja berpuluh-puluh di Boyolali, namun sudah dua tahun tinggal di kota Solo. Usia Suwarno sudah tidak muda lagi namun kegigihannya untuk tetap bekerja di Boyolali patut diacungi jempol. “ Saya berangkat dari Solo pukul 06.00 WIB menuju kantor di Boyolali tapi sebelumnya mengantar anak bungsu saya sekolah dulu. Ya, kira-kira pukul 07.00 WIB saya sudah sampai, ujar Suwarno yang tinggal di Jati,Cemani, Surakarta ini.
Seorang ayah yang memiliki dua orang anak perempuan yang masih membutuhkan sosoknya ini sekaligus membuat Suwarno mempunyai harapan yang besar bagi anak-anaknya. Anak pertama Suwarno yang masih melanjutkan studinya di luar kota dan harus menghidupikedua anaknya sendiri sejak istri Suwarno meninggal 3 tahun silam, tak urung membuat Suwarno berputus asa. Setiap harinya laki-laki yang rambutnya sudah mulai memutih ini sampai di rumah saat Magrib. Menggunakan sepeda motor yang selalu menemani kemanapun Suwarno pergi, ia tetap akan bekerja sekeras mungkin. “ Ini pilihan saya, saya sudah memilih dan mencintai pekerjaan ini. Tinggal saya mengerjakannya dengan sebaik mungkin selagi saya bisa. Ini semua untuk mereka, anak-anak saya, “ ungkap Suwarno dengan gurat wajah penuh keyakinan.
Harapan besar pun mengiringi langkah kaki Suwarno setiap hari. Sudah lebih dari setengah umurnya , Suwarno bekerja mulai dari guru sampai di Dinas seperti sekarang mengurusi partai politik di daerah sama sekali tidak membuat laki-laki ini berkeinginan untuk meninggalkan pekerjaan ini dan memilih pekerjaan lain. “Saya memang tidak ingin bekerja di tempat lain atau pergi dari kehidupan PNS ini, namun saya sekarang juga menerima pekerjaan sambilan. Semua saya kerjakan semuanya dengan senang hati, selain bekerja juga berkegiatan di Gereja dan lingkungan rumah. Sekali lagi, saya mencintai pekerjaan ini karena saya juga yang memilihnya,” tegasnya.
Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko, itu juga yang disadari oleh Suwarno. “Harapan saya adalah tetap dan akan terus berusaha untuk berdaya guna bagi diri sendiri, keluarga, orang tua dan orang lain. Anak saya nantinya juga harus lebih baik dari ayahnya dan mereka bangga mempunyai ayah seperti saya,”tutupnya.
Vincensia Enggar Larasati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H