Mohon tunggu...
Vina Zulkarnain
Vina Zulkarnain Mohon Tunggu... -

Jadi aktivis demi anak-anak saya: Lintang dan Bayu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menebar Senyuman di Bulan Ramadan

22 Agustus 2011   03:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan adalah bulan penuh hikmah. Ramadan adalah momen yang ditunggu oleh semua ummat muslim.Mereka berlomba menebar kebajikan dan mendekatkan diri kepada Yang Kuasa.Tapi arena perlombaan tidak hanya ada di ranah privat aktivitas keberagamaan. Di layar kaca semua stasiun televisi memiliki program unggulan untuk mendapatkan rating tertinggi.

Di layar kaca pula, sejumlah figure yang ditengarai memiliki niat untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta mulai “curi start” kampanye. Lewat iklan berdurasi sekira 15-30 detik, para calon berlomba menebar senyum mereka yang termanis untuk menarik simpati publik.

Djan Faridz misalnya. Wajah Ketua PWNU DKI Jakarta ini saban hari menjelang berbuka puasa, menyapa masyarakat melalui iklan di berbagai stasiun televisi. Melalui iklan berdurasi 15-30 detik, ia menyampaikan pesan tentang Ramadan.

Pada satu iklan Djan Faridz menyampaikan pesan tentang pentingnya fastaqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebajikan. Iklan dibuka dengan gambar sekumpulan pengamen yang sedang berlatih nyanyi, dengan selingan suara Ketua PWNU DKI Jakarta Djan Faridz mengajak berlomba dalam kebaikan. “Fastabiqul khoirot. Di bulan suci ini, mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan. Saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa.” Iklan berdurasi sekira 15 detik itu memperlihatkan gambar DF sedang bersalaman dengan masyarakat yang sedang menyiapkan menu berbuka dan diakhiri dengan slide logo PWNU DKI Jakarta.

Iklan Buka Puasa 1

Iklan Buka Puasa 3

Iklannya lainnya, dengan setting yang tak jauh berbeda juga muncul. Namun dengan pesan berbeda. Di tengah keramaian jalan raya menjelang berbuka dan suasana macet—ciri khas Jakarta—DF menyampaikan pesan tentang perlunya kesabaran selama menunaikan ibadah puasa. “Puasa itu setengah dari kesabaran. Saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa.”

Iklan Buka Puasa 2

Kandidat lainnya Nahrowi Ramli lebih menonjolkan sosoknya sebagai Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta dan jargon kampanye “Mari Menata Jakarta.” Iklan diawali dengan gambar seorang bapak yang menghidupkan radio, didampingi istri dan balita dalam gendongan. Kemudian muncul suasana khas di perkampungan Jakarta yang padat, ada seorang berlarian membawa bingkisan, dikejar oleh beberapa warga. Sebagian wanita setengah baya terlihat kaget dan bertanya, “ono opo toh iki?” yang lantasi dijawab oleh pedagang sate padang,“amboy gak tahu.” Orang berlarian tersebut lantas menyerahkan bingkisan yang berisi sebuah pesan ke Nachrowi Ramli yang terlihat duduk di serambi rumah berciri khas Betawi. “Tenang-tenang, saatnya kita menata Jakarta dengan penuh dedikasi dan keberanian,” kata menenangkan warga. NR yang memakai jaket biru dengan atribut Partai Demokrat membuka bingkisan tersebut yang ternyata berisi gambar peta Jakarta dengan tagline “Menata Jakarta.”

Iklan Nachrowi Ramli

Triwisaksana juga tak mau kalah. Meski tidak banyak terlihat di stasiun TV selama Ramadan, Iklan Sani—begitu ia disapa—berdurasi lebih panjang, sekitar 3,37 menit. Meski berdurasi relatif panjang, iklan politisi PKS ini lebih sederhana. Iklan tersebut hanya berisi slide foto Sani plus profilenya yang terlihat sangat dominan dan diselingi lagu “apa kata dunia bila ku tak bersamamu”... Iklan ditutup dengan kalimat terakhir “bekerja membangun Jakarta.”

Iklan Triwisaksana

Bagi para calon, Ramadan tidak hanya dimaknai sebagai bulan yang tepat untuk mendekatkan diri dengan Tuhannya, tapi ia juga menjadi momentum emas—yang sayang untuk dilewatkan begitu saja—untuk mendekatkan diri dengan masyarakat Jakarta. Dan salah satu caranya adalah dengan memasang iklan di media massa.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun