Apa yang terbayang di benak Anda saat membaca judul tulisan ini? Sekolah Masa Depan apa yang sedang Anda inginkan untuk Anda tempati atau untuk anak cucu Anda? Apakah seperti sekolah superhero dalam film-film?
Sekolah merupakan sebuah lembaga formal dalam pendidikan yang menjadi wadah tempat mencari ilmu, tempat belajar berbagai hal, tempat bertanya, tempat bermain ceria bersama teman, tempat hal-hal konyol dilakukan dengan sahabat yang menjadi kenangan di kemudian hari. Sekolah juga tempat kita meniru guru, tempat kita berkreasi dan menyalurkan minat dan bakat kita. Memory mengenai sekolah ini kerap menjadi hal indah yang sulit dilupakan, dan menjadi kerinduan tersendiri untuk berkumpul kembali dalam reuni sekolah.
Dulu, sekolah menjadi tempat istimewa dan menjadi sebuah keinginan yang harus diraih oleh anak-anak Indonesia. Padahal saat itu, bangunannya masih sederhana, gurunya masih sedikit, ada juga yang galak, dan jaraknya pun terbilang cukup jauh. Tidak ada perpustakaan dengan penuh buku pada raknya, tidak ada UKS dengan bau obat yang khas, pun tidak ada lapangan yang luas untuk berlari. Namun semuanya tidak melunturkan semangat belajar putra putri bangsa pada masa itu.
Lihat dan bandingkanlah dengan sekolah saat ini di beberapa kota besar. Bangunannya yang kokoh, bahkan terdiri dari beberapa lantai. Ruangan kelas yang juga dilengkapi AC, perpustakaan yang bersih dengan ribuan buku berbagai genre, laboratorium untuk sains dan bahasa lengkap dengan komputer yang terhubung pada internet, perlengkapan olahraga yang lengkap, tak lupa juga terdapat beberapa ruangan untuk organisaasi siswa dan ruang khusus ekstrakurikuler. Tenaga pendidik dan Kependidikannya pun berasal dari lulusan beberapa kampus ternama Indonesia. Tentunya fasilitas ini diperoleh dengan harga sepadan yang harus dibayar oleh wali muridnya.Â
Gambaran perbandingan tersebut merupakan sebagian kecil yang kita saksikan perubahannya, dari sekolah jaman dulu dan sekolah saat masa kini.Â
Kurikulumnya pun tentu banyak perubahan. semuanya disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan yang terjadi. Revolusi industri yang kita alami juga berimbas pada dunia pendidikan. Mau tidak mau, suka ataupun tidak, kita tidak bisa menghindari perubahan tersebut. Kita harus ikut dalam perubahan tersebut jika ingin tetap bertahan.
Dunia sedang berada dalam revolusi industri teknologi 4.0, dimana Internet of Things (IoT) dipakai di semua aspek kehidupan. Penyimpanan data bukan lagi pada micro chip, tapi sudah mengandalkan penyimpanan di awan (Cloud). Bahkan kita sudah tidak asing dengan cognitive internet, dimana hampir semua posisi manusia bisa digantikan dengan internet. Lebih efektif dan efesien. Dan dunia pendidikan pun tak bisa luput dari ini. Modernisasi dalam pendidikan yang bisa menembus ruang dan waktu. Ditambah dengan situasi dan kondisi pandemi yang melanda dunia selama dua tahun terakhir, mempercepat proses terjadinya digitalisasi pendidikan.
Sebagian besar bangsa ini masih terseok-seok mengikuti jalannya industry 4.0, kita dihadapkan lagi dengan rencana yang akan segera terwujud, yaitu revolusi industri teknologi 5.0. Adakah yang kaget? banyak sekali. Adakah yang tertinggal? tentu ada. Kemudian bagaimana cara kita menghadapainya? There is no other way but to face it and live it.
Harus disadari sepenuhnya bahwa pertumbuhan teknologi yang begitu pesat justru membuat manusia semakin bodoh dan terpuruk, jika tidak menyiapkan diri dan mental dalam menghadapinya. Di abad 21 ini, kita dipertemukan dengan sebuah kondisi yang semrawut, saat semua ilmu saling berkaitan satu sama lain. Keterkaitan tersebut menuntut manusia untuk memiliki empat keterampilan/ kemampuan di abad 21, yaitu: critical thinking and problem solving, communication, collaborating, dan creativity and innovation.
Ke-4 keterampilan tersebut sangat diperlukan untuk menjalani hidup di masa kini dan masa depan. Ia juga berpengaruh terhadap berbagai jenis pekerjaan baru yang akan muncul nantinya.Â
Hubungannya dengan sekolah masa depan yang kita rencanakan ialah bagaimana sekolah di masa depan lebih humanis dan menjadi sumber inspirasi bagi guru dan siswanya. Dengan lonjakan kemajuan tekhnologi dan informasi saat ini, sekolah di masa depan agaknya tidak lagi memerlukan tempat yang luas dan besar. Sebab dengan bantuan digital, space yang kecil pun akan menjadi menarik dan dapat digunakan sebagai tempat belajar yang formal. Sisi lainnya, sekolah masa depan ini mengarah pada konsep kapitalisme. Yang kuatlah yang akan sanggup bertahan, dan yang lemah akan tersingkir. Disinilah peran rasa manusiawi atau humanisme harus dikembalikan. Rasa humanisme dalam dunia modern direncanakan akan lebih ditonjolkan pada industri 5.0 mendatang. Intinya adalah menjadikan manusia sebagai pengontrol dalam penggunaan tekhnologi dan memakainya dengan bijak.