Hitam yang membaret putih ini
Ku ijinkan ia melukiskan segala sesuatu
Senyuman, tawa yang terbayang,
Mengapa mereka kian menyiksa?
.
Andai detikan waktu dan dengungan suara ini
Mampu untuk menunggu sejenak saja
Biarkanlah seluruh akal sehat itu
Sanggup bertahan hidup di dalam aku
.
Apabila topeng dibenci orang,
Mengapa aku selalu memakainya?
Yang disaksikan oleh mereka bukanlah aku
Namun hanyalah ia yang ku ukir sedemikian rupa
.
Mereka berbisik “jangan lepaskan”
Namun hatiku haus untuk membuangnya
Walaupun wajahku lebih mengejutkan
Bolehkah ia diperlihatkan?
.
Puisi oleh Vina Tjandra
.
*mempersilahkan semua pembaca melontarkan kesan maupun kritik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H