Hari libur Lebaran telah tiba. Hari yang ditunggu-tunggu akan segera datang. Sembari mempersiapkan diri untuk menyambut kehadiran hari nan suci, adakah cara untuk menghabiskan waktu agar tidak terbuang percuma? Bagi Anda yang suka membaca, buku adalah teman yang tepat. Dengan buku, Anda tidak hanya sekedar terhibur, tapi juga berwawasan. Tidak peduli jenis buku apa yang Anda baca, di dalamnya akan ditemukan segudang manfaat yang sayang untuk dilewatkan, sekalipun itu adalah novel fiksi. Banyak orang yang menganggap bahwa novel hanya cocok dibaca oleh remaja yang baru saja mengenal romansa, bahkan ada yang berpikir bahwa sisi imajinatif pengarangnya yang dituangkan ke dalam cerita terlalu lebay dan terkesan kekanak-kanakan. Padahal novel bergender fiksi juga mempunyai segudang manfaat yang tidak kalah dengan jenis buku yang lain. Apa sajakah manfaat membaca novel fiksi? Berikut penjelasan lengkapnya.
Meningkatkan Daya Ingat
Membaca novel fiksi dapat meningkatkan daya ingat kita. Cerita yang telah kita baca akan terekam di dalam otak dan menjadi terapi untuk meningkatkan kekebalannya dari penurunan daya ingat serta penyakit pikun lainnya.
Mengurangi Stres
Salah satu alasan mengapa orang malas membaca buku adalah takut stres. Padahal kenyataannya justru sebaliknya. Membaca novel fiksi yang penuh imajinasi memberikan peluang bagi kita untuk sejenak keluar dari dunia nyata dan menikmati masa rehab dengan memberikan kesempatan pada diri sendiri untuk bersantai dan memanjakan khayalan. Dengan demikian, pikiran kita pun menjadi rileks, sehingga stres dapat terhindarkan.
Memperkaya Tata Bahasa
Menurut penelitian Emory University, membaca novel bisa mengaktifkan wilayah otak temporal cortex kiri yang dapat meningkatkan pemahaman tata bahasa. Dan dibanding novel bergenre lain, novel fiksi/fantasi memiliki dampak paling besar.
Menumbuhkan Empati
Salah satu unsur intrinsic dalam novel adalah tokoh dan penokohan. Dari sana kita dapat mengenal berbagai karakteristik setiap tokoh dari novel fiksi yang kita baca. Selain itu, ada alur cerita yang menuntun kita untuk memahami esensi dan amanat dari keseluruhan cerita. Dari sana kita dapat mengetahui konflik apa saja yang muncul, apa yang dirasakan oleh sang tokoh, bagaimana cara mereka menghadapinya, apa dampak dari sikap dan keputusan yang mereka ambil, serta amanat apa yang ingin disampaikan oleh sang penulis untuk dapat dipetik hikmahnya oleh pembaca. Bilamana setiap rentetan teka-teki tersebut dapat terjawabkan setelah Anda menyelesaikan seluruh cerita, maka pada saat itulah Anda mencapai titik tertinggi dalam berempati.
Â
Berpikiran Terbuka