Mohon tunggu...
Vina Serevina
Vina Serevina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta

Saya adalah Lektor Kepala di Satuan Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritisi Video Youtube "Memaksakan Kurikulum Merdeka, Masih Waraskah Bangsa Ini?"

21 Oktober 2023   13:02 Diperbarui: 21 Oktober 2023   13:05 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.youtube.com/watch?v=J6z7XTBdGuQ

Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, M.M., Abdul Muhyi, Fakhira Nursabrina, Halimah Al Hasanah, I Gede Windrawan, Kissi Marwanti, Dewi Marina - Universitas Negeri Jakarta, Magister Pendidikan Fisika, Oktober 2023.

Kami sebagai Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta 2023 beserta Dosen Pengampu kami Dr. Ir. Vina Serevina, M.M. memberikan sumbang saran berupa kritisi video youtube "Memaksakan Kurikulum Merdeka, masih waraskah bangsa ini???". Berikut paparan dari kritisi kami.

https://www.dw.com/id/peringkat-6-terbawah-indonesia-diminta-tinggalkan-sistem-pendidikan-feodalistik/a-51541997
https://www.dw.com/id/peringkat-6-terbawah-indonesia-diminta-tinggalkan-sistem-pendidikan-feodalistik/a-51541997

Bagaimana sebaiknya Pemerintah baru yang dilakukannya? Apakah kurikulum di Indonesia harus mengacu kepada hasil penilaian dari PISA sebagai acuannya dari tiap kurikulum yang berlaku?

Terkait dengan video youtube tersebut, maka dapat kita ketahui bahwa sebenarnya kurikulum tersebut seharusnya mengacu pada peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. 

Peningkatan SDM ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara dan ditujukan kepada peserta didik dan para pendidik (guru) juga harus ditingkatkan kualitasnya. Dalam lingkup Fisika, kurikulum Fisika di SMA pun juga harus ditingkatkan kualitasnya dari sisi peserta didik dan pendidik.

Peningkatan tersebut bukan hanya dirasakan oleh siswa atau peserta didik saja, namun guru-guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik di sekolah juga ditingkatkan kualitasnya (UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidik dapat memainkan banyak peran dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan memanfaatkan media pembelajaran modern dengan hal tersebut peserta didik diharapkan dapat berpartisipasi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, namun perlu diingat juga bahwa penggunaan teknologi dengan pengembangan kurikulum harus berjalan seiringan. Jika pendidik tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik mata tujuan pengembangan fisika yang efektif dan efisien mungkin sulit tercapai, begitupun sebaliknya.

Pemerintah seharusnya melakukan langkah konkrit untuk memberikan pelatihan dan penyuluhan secara merata kepada guru-guru pada semua sekolah yang disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan sekolah tersebut, agar kualitas sumber daya manusianya dapat berkembang dan maju. Hal ini juga akan mempengaruhi perkembangan jalannya kurikulum agar berjalan secara aktif, efektif dan efisien (Membangun SDM Indonesia Membangun Sinergitas | Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (kemenkopmk.go.id).

Menurut kami, kurikulum di Indonesia tidak harus mengacu kepada hasil penilaian dari Program for International Student Assessment (PISA) sebagai satu-satunya acuan dalam pembuatannya. PISA adalah sebuah program penilaian yang diselenggarakan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbagai aspek seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, dan membaca. PISA dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana pendidikan di suatu negara berhasil. Meskipun demikian, hasil dari penilaian PISA dan penilaian internasional lainnya dapat menjadi salah satu referensi yang digunakan oleh pemerintah dan pemangku kebijakan dalam mengevaluasi dan meningkatkan kurikulum pendidikan. Hasil penilaian internasional seperti PISA dapat memberikan wawasan tentang sejauh mana sistem pendidikan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain dan dapat digunakan sebagai salah satu faktor dalam pengambilan keputusan kebijakan pendidikan. (Pratiwi, I. 2019). Hasil penilaian dari PISA bukanlah acuan utama dari keberhasilan kurikulum yang diterapkan. Melainkan keberhasilan dari peserta didik untuk dapat menciptakan suatu hal yang baru, inovatif dan kreatif. Hal tersebut tentu akan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Sebab, pendidikan yang baik dan bermutu harus mencakup beberapa aspek aspek yang sudah disepakati yaitu seperti pemberdayaan peserta didik, nilai-nilai budaya, dan pengembangan keterampilan di abad ke-21, yang tidak perlu selalu tercermin dalam hasil PISA. (Survei PISA: Pendidikan Indonesia Enam Terbawah -- DW -- 05.12.2019).

https://www.youtube.com/watch?v=J6z7XTBdGuQ
https://www.youtube.com/watch?v=J6z7XTBdGuQ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun