Adversity quotient pada wirausaha difilosofikan sebagai gambaran bagaimana kinerja seorang wirausaha ketika menghadapi suatu tantangan serta menyelesaikan suatu permasalahan yang timbul dalam mengembangkan suatu usaha (Tambunan, 2020). Tantangan yang dihadapi tersebut dapat berupa finansial, emosional, fisik, serta yang berkaitan dengan pengembangan karir dari wirausaha, sehingga konsep dari adversity quotient tersebut merupakan suatu kerangka konseptual untuk memahami serta untuk meningkatkan keberhasilan (Stolz, 2007). Apabila seorang wirausaha yang memiliki jiwa climbers dalam dirinya, maka ia akan terus mencoba berbagai cara untuk menggapai tujuannya, apabila campers hanyalah mencoba sekali-dua kali dan belum tentu mencapai tujuannya, sedangkan quitters ia akan langsung menyerah tanpa mencoba sedikitpun.
Dalam berwirausaha untuk saat ini, kita menghadapi pandemi yang tidak dapat kita kendalikan, tetapi respons kita terhadap situasi adalah pilihan yang dapat dikendalikan. Daya tahan kita berasal dari optimisme kita yang masuk akal bahwa pandemi ini dan dampaknya bersifat sementara dan cepat berlalu, dan kemungkinan terulangnya kembali sangatlah kecil karena pelajaran yang dapat kita pelajari bukan sebagai orang yang berhenti atau berkemah, melainkan sebagai pendaki yang akan meninggalkan jejak kaki dalam pendakian kita menjadi manusia yang lebih hebat.
Dapat disimpulkan, bahwa apabila kita memliki tingkat AQ yang baik maka kita tidak akan mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Hal ini tentu sangat berpengaruh bagi seorang wirausahawan yang dimana harus kuat menerima berbagai tantangan dan terus mengembangkan usahanya. AQ yang baik akan membantu seorang wirausaha dalam mencapai kesuksesannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H