Integrasi nasional adalah konsep fundamental yang menjadi pondasi bagi keberlangsungan sebuah negara-bangsa (nation-state). Sebuah bangsa yang terdiri atas keanekaragaman suku, agama, ras, budaya, dan latar belakang, seperti Indonesia, menghadapi tantangan besar untuk menyatukan semua elemen ini dalam satu kesatuan. Integrasi nasional mencerminkan upaya kolektif untuk menyatukan keberagaman menjadi kekuatan yang harmonis demi mencapai tujuan bersama, yakni kesejahteraan bangsa.
Pendidikan menjadi salah satu kunci dalam memperkuat integrasi nasional. Melalui pendidikan, kita dapat menanamkan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan saling menghargai. Di lingkungan kampus, misalnya, kita dapat menciptakan ruang diskusi yang melibatkan mahasiswa dari berbagai latar belakang. Dengan cara ini, kita tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga dari pengalaman dan perspektif orang lain. Hal ini akan memperkaya wawasan kita dan membangun rasa persatuan di antara kita.
Selain pendidikan, peran aktif dalam kegiatan sosial juga sangat penting. Sebagai calon apoteker, kita dapat terlibat dalam program-program kesehatan masyarakat yang menyasar berbagai kalangan. Misalnya, kita bisa mengadakan penyuluhan kesehatan di daerah-daerah terpencil yang mungkin belum mendapatkan akses informasi yang memadai. Dengan memberikan layanan kesehatan yang merata, kita tidak hanya membantu masyarakat, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kepedulian antar sesama.
Di era digital saat ini, media sosial juga dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk memperkuat integrasi nasional. Kita dapat menggunakan platform-platform ini untuk menyebarkan informasi positif, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya persatuan, dan mengajak orang lain untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung integrasi. Namun, kita juga harus bijak dalam menggunakan media sosial, mengingat potensi penyebaran informasi yang salah dapat memicu perpecahan.
Sebagai mahasiswa Fakultas Farmasi di Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), kita memiliki tanggung jawab moral dan intelektual untuk berperan aktif dalam memperkuat integrasi nasional. Peran ini sangat relevan karena UNISSULA sendiri merupakan miniatur dari keberagaman bangsa Indonesia, tempat berkumpulnya mahasiswa dari berbagai latar belakang. Di sinilah pentingnya membangun kesadaran akan arti penting integrasi nasional, yang menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan akademik yang harmonis sekaligus memperkokoh persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Integrasi nasional tidak hanya berarti penyatuan secara fisik, tetapi lebih pada membangun rasa persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Tanpa adanya integrasi, potensi perpecahan sangat besar, karena setiap individu atau kelompok cenderung memperjuangkan kepentingannya masing-masing. Dalam konteks negara seperti Indonesia, integrasi nasional menjadi mutlak diperlukan untuk menjaga stabilitas, solidaritas, dan harmoni di tengah keberagaman.
Di UNISSULA, mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan memiliki tanggung jawab untuk menjadi agen perubahan dalam memperkuat integrasi nasional. Mahasiswa tidak hanya berperan sebagai individu yang mengejar ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai penggerak masyarakat yang mampu menjembatani perbedaan untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
Sebagai calon sarjana farmasi dan profesional apoteker, kita memiliki posisi strategis dalam memperkuat perilaku integratif, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat luas. Ada beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk mendukung integrasi nasional di UNISSULA:
1. Meningkatkan Kesadaran Akan Keberagaman Mahasiswa harus menyadari bahwa keberagaman adalah kekayaan, bukan ancaman. Keberagaman di UNISSULA, baik dari segi asal daerah, budaya, maupun keyakinan, adalah cerminan dari keberagaman Indonesia. Kesadaran ini bisa dibangun melalui diskusi lintas budaya, seminar, atau kegiatan yang melibatkan berbagai elemen mahasiswa.
2. Membangun Dialog yang Konstruktif Dialog adalah cara efektif untuk menyelesaikan perbedaan dan konflik. Di UNISSULA, mahasiswa dapat menciptakan forum diskusi yang inklusif, di mana setiap suara didengar dan dihargai. Dengan begitu, perbedaan pendapat tidak menjadi pemicu konflik, tetapi justru memperkaya wawasan dan mempererat persatuan.
3. Meningkatkan Partisipasi dalam Kegiatan Sosial Kegiatan sosial, seperti bakti sosial atau program pengabdian masyarakat, dapat menjadi wadah untuk mempererat rasa kebersamaan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat belajar bekerja sama dengan berbagai pihak dan memahami pentingnya persatuan untuk mencapai tujuan bersama.