Mohon tunggu...
Vina Maulina
Vina Maulina Mohon Tunggu... -

The prettiest thing is.. our inner beauty. Because it is so irreplacable.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"Cintaku Lebih Besar dari Amarahmu, Nak"

28 Oktober 2013   00:04 Diperbarui: 8 November 2015   22:10 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Cerita ini pertama kali saya dengar dari radio di Bandung. Sekitar jam 22.00-23.00 pada tanggal 24 Mei 2010. Agak sedikit beda kata kata nya, karena sedikit lupa dg prolognya. Namun jamin intinya sama... hehehhe. So, here we go..

Suatu hari.. ada seorang anak yang tinggal hanya bersama ayahnya. Dia adalah anak tunggal dan ibunya sudah meninggal. Sang anak adalah anak yang syang dan berbakti kepada orang tuanya. Ia adalah seorang pekerja keras.

Suatu ketika, menjelang hari wisudanya. Ia berharap saat dia lulus kuliah nanti, ayahnya mau memberikan hadiah yang dia impi impikan yaitu mobil BWV .. Ayahnya pun menyetujuinya dan berjanji akan menepatinya.

Hari yang dia nantikan pun tiba. Hari kelulusan itupun datang... saat lelaki itu di wisuda, sang ayah tersenyum bangga.
Pada waktu itu, sang ayah pernah menjajikan sesuatu kepadanya.  Sang ayah pun menepati janjinya.. lelaki itupun sangat bahagia saat mengetahui ayahnya akan memberikan sesuatu kepadanya...

Tapi ternyata....

Ayahnya hanya memberikan buku tentang kunci kesuksesan. Lelaki itupun marah besar, sang anak berfikir bahwa sang ayah lupa dengan janjinya ... lalu dia melempar buku yang diberikan oleh ayahnya... sang ayah tak mengerti dengan perlakuan sang buah hati.

Sejak kejadian itu lelaki itupun pergi dari rumah yang ia tempati bersama sang ayah.. Berminggu-minggu, berbulan bulan, hingga bertahun tahun sang ayah menunggu kehadiran putranya yang tak pernah kembali hingga sang anak telah berkeluarga dan telah menjadi lelaki yang sukses.

Sesekali sang anak  teringat bahkan timbul perasaan rindu kepada sang ayah.. tetapi bak setan membisikkan sesuatu yang membuat dia selalu mengingat kembali kejadian wisuda itu, hingga emosinya pun kembali meluap.

Beberapa tahun kemudian, sang anak mendapat kabar dari kerabatnya, bahwa ternyata ayahnya sudah meninggal dunia.. Akhirnya dia pun memutuskan untuk datang ke rumah sang ayah. Saat dia tiba di rumah sang ayah, dia mulai melangkah ke dalam rumah, dia mengingat suasana hangat bersama ayahnya dulu. Lalu ia menulusuri, ruang tengah, dan dia menemukan sebuah kotak. Dia buka kotak itu, ternyata isinya adalah sebuah buku yang ayahnya beri pada waktu ia di wisuda. Dia buka lembaran pertama pada buku itu, ternyata ada sebuah surat untuknya. Yang bertuliskan, "Anakku. Kudengar bahwa sekarang kau telah sukses, dan kau telah memiliki keluarga. Ayah sangat bangga dan ayah sangat sayang kepadamu. Ayah tidak pernah merasa marah dan kecewa telah memilikimu, hanya saja ayah sedih saat anak tunggalku pergi meninggalkanku di acara wisuda itu. Yang harus kau tau, meski kau mungkin membenciku, aku akan  tetap mencintaimu, dan aku akan selalu menunggumu untuk kembali bersamaku. Ayah sayang padamu."

Setelah mebaca surat itu, sang anakpun tertegun, lalu ia membuka lembar selanjutnya. Dan apa yang dia temukan? Ssebuah kunci yang sengaja diselipkan ayahnya.. yaitu KUNCI MOBIL BWV yang dia impikan sejak lama.. dia terenyuh... dia lari ke garasi ayahnya, dan dia menemukan........................
Mobil BWV yang dia inginkan waktu itu. Mobil itu nampak dipenuhi dengan debu tetapi terlihat baru dan nampak belum pernah tersentuh untuk dipakai. Karena jok yang masih terbungkus plastik.

Mobil itu adalah hadiah wisuda untuknya. Mobil yang ia fikir bahwa ayahnya lupa dengan janjinya. Tak dirasa, air matapun membahasi pipinya.  Air mata yang penuh dengan penyesalan.. penyesalan.. penyesalan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun