Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah merupakan desa yang dipilih sebagai lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 22 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS). Kegiatan KKN akan dilaksanakan selama satu bulan, pada bulan Agustus.Â
Tim KKN yang tergabung dalam kelompok 22 ini melakukan pendampingan pemasaran hasil bumi khas Tunjungmuli, yaitu gula aren, kapulaga, dan kopi. Letak Desa Tunjungmuli yang berada di area hutan lindung dan berlokasi di sebelah utara Kabupaten Purbalingga serta berbatasan langsung dengan Kabupaten Pemalang menjadikan mayoritas penduduk bekerja dalam bidang pertanian.Â
Melimpahnya berbagai hasil bumi khas tersebut menjadikan Tim KKN UNS 22 berinisiatif untuk mengadakan pendampingan pemasaran. Mahasiswa membantu masyarakat membuat kemasan yang lebih menarik terhadap beragam produk gula aren, kapulaga, dan kopi  yang kemudian dipasarkan secara daring melalui aplikasi komersial Shopee.Â
Dengan dipasarkannya produk tersebut secara online lewat aplikasi Shopee menjadikan produk tersebut bisa dipasarkan bukan hanya di wilayah Tunjungmuli saja melainkan bisa dipasarkan ke seluruh Indonesia bahkan dunia.
ujar Aditya selaku ketua Tim KKN UNS 22.
Syahril selaku petani dari Desa Tunjungmuli pun menyatakan bahwa program kerja ini akan bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Kegiatan ini sangat menarik karena dengan adanya Tim KKN UNS 22 sangat membantu para petani di Desa Tunjungmuli untuk membantu mengenalkan hasil  bumi yang terdapat di Desa Tunjungmuli kepada masyarakat luas.
Selain program kegiatan pendampingan pemasaran hasil bumi khas Tunjungmuli, Tim KKN UNS 22 juga melakukan pembentukan Rumah Belajar Tutor Sebaya. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu anak-anak dalam belajar. Anak-anak yang mengikuti kegiatan di rumah belajar tersebut terdiri dari para siswa Sekolah Dasar (SD). Â Diharapkan program ini dapat membantu para siswa yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran mereka.Â
Tim KKN UNS 22 memilih kegiatan tersebut dikarenakan pada kondisi pandemi saat ini sekolah dilaksankan secara daring. Para orangtua di Desa Tunjungmuli diharuskan memberikan pendampingan terhadap proses belajar putra-putri mereka. Akibatnya, para orangtua tersebut banyak yang merasa kewalahan dalam membagi waktu antara mendampingi proses belajar dengan kesibukan bekerja dan mengurus rumah tangga.Â
Dengan adanya Rumah Belajar Tutor Sebaya, anak-anak mendapatkan fasilitas berupa tempat belajar dengan didampingi oleh tenaga pendidik yang juga berasal dari Desa Tunjungmuli. Rumah Belajar Tutor Sebaya diharap mampu meringankan beban para orangtua yang sebagian besar tidak bisa terus mendampingi pembelajaran selama masa belajar daring.Â