Ciri utama dari model spiral adalah bahwa model ini menciptakan pendekatan berbasis risiko terhadap proses suatu software, dan bukanlah proses pendekatan berbasis dokumen atau berbasis kode.
Model spiral dapat mengakomodasi model yang berbeda, seperti model air terjun, model evolusi, model prototipe, model transformasi, dll.
Setiap siklus spiral dimulai dengan identifikasi hal-hal sebagai berikut:
- Menetapkan tujuan dari porsi produk yang akan dielaborasi, seperti kinerja, fungsionalitas, kemampuan dalam mengakomodasi perubahan, dll.
- Menetapkan cara-cara alternatif dalam menerapkan setiap bagian produk, dan
- Mengidentifikasi kendala yang akan terjadi pada penerapan cara alternatif tersebut, seperti biaya, jadwal, antarmuka, dll.
Langkah berikutnya adalah mengevaluasi penerapan cara alternatif terhadap tujuan dan kendala. Seringkali, proses ini akan mengidentifikasi area ketidakpastian yang merupakan sumber risiko proyek yang paling signifikan. Dan jika demikian, maka langkah selanjutnya harus melibatkan perumusan strategi yang efektif dan efesien dalam mengatasi sumber risiko.
Setelah risiko dievaluasi, maka langkah selanjutnya ditentukan oleh risiko relatif yang tersisa. Jika kinerja risiko antarmuka pengguna sangat mendominasi pengembangan program, maka langkah berikutnya mungkin merupakan pengembangan evolusioner, berupa upaya minimal dalam menentukan sifat keseluruhan produk, baik di rencana pembuatan prototipe tingkat berikutnya, maupun di pengembangan prototipe yang lebih terperinci, guna  menyelesaikan masalah risiko utama secara berkelanjutan.
Sub pengaturan yang digerakkan oleh risiko pada model spiral ini memungkinkan model mengakomodasi model campuran lainnya, yang sesuai dengan orientasi spesifikasi, orientasi simulasi, orietasi prototipe, orietasi transformasi otomatis, dan orientasi lainnya terkait pengembangan software. Dalam kasus seperti ini, pertimbangan manajemen risiko diperlukan dalam menentukan jumlah waktu dan strategi yang diperlukan, seperti perencanaan, manajemen konfigurasi, jaminan kualitas, verifikasi formal, dan pengujian.
Model spiral, memiliki ciri seperti kebanyakan model lainnya, yaitu bahwa setiap siklus diselesaikan dengan tinjauan yang melibatkan orang atau organisasi utama yang terkait dengan produk.
Keuntungan utama model spiral adalah rangkaian pilihannya mengakomodasi fitur-fitur bagus dari model proses software yang ada, seperti sebagai berikut:
- Jika suatu proyek mempunyai risiko yang rendah dalam bidang-bidang, seperti antarmuka pengguna yang tidak tepat, atau tidak terpenuhinya persyaratan kinerja yang ketat, dan bahkan jika proyek tersebut mempunyai risiko yang tinggi dalam prediktabilitas dan pengendalian anggaran dan jadwal, maka pertimbangan risiko tersebut tadi akan mendorong model spiral ke dalam kesetaraan dengan model air terjun.
- Jika persyaratan produk perangkat lunak sangat stabil, menyiratkan risiko rendah terhadap kerusakan desain dan kode, dikarenakan perubahan persyaratan selama pengembangan, dan bahkan jika ada kesalahan dalam produk software yang dapat menimbulkan risiko tinggi terhadap misi yang dilayaninya, maka pertimbangan risiko-risiko tersebut mendorong model spiral menyerupai model dua kaki yaitu model dengan spesifikasi yang tepat dalam pengembangan program deduktif formal.
- Jika suatu proyek memiliki risiko rendah dalam beberapa bidang, seperti kehilangan anggaran dan jadwal, dan ketika menghadapi masalah integrasi sistem yang besar, atau mengatasi sklerosis informasi, dan bahkan jika proyek tersebut mempunyai risiko tinggi dalam bidang-bidang seperti antarmuka pengguna yang salah dan atau persyaratan dukungan keputusan pengguna yang salah, maka pertimbangan risiko tersebut mendorong model spiral menjadi setara dengan model pembangunan evolusioner.
Jika kemampuan pembuatan suatu software otomatis tersedia, maka model spiral akan mengakomodasi kemampuan tersebut menjadi prototipe cepat atau menjadi model transformasi, tergantung pada pertimbangan resiko yang terlibat.
Referensi: