Kereta api adalah salah satu transportasi umum ternyaman di Indonesia dan banyak dipilih pelanggan, salah satunya karena kecepatan dan ketepatan dibandingkan dengan kendaraan umum darat lainnya seperti bus dan travel.
Jika kita menggunakan kereta api, setidaknya kita sudah mengurangi 1 aspek ketidakpastian selama perjalanan. Karena, waktu tempuh yang tertera pada tiket biasanya tepat. Sehingga kita bisa mengoptimalkan waktu  yang tersisa untuk aktivitas lainnya. Aspek waktu ini menjadi penting, apalagi jika kita memiliki waktu terbatas untuk pulang, pergi dan beraktivitas di kota tujuan.
Kota yang saya kunjungi kali ini adalah Yogyakarta. Berangkat dari Jakarta banyak sekali pilihan jenis kereta api. Mulai dari kereta api kelas ekonomi, kereta api kelas eksekutif, hingga kereta api kelas luxury.
Dari relasi keberangkatan, ada juga kereta api yang mengakhiri perjalanannya di Stasiun Yogyakarta, Solo-Balapan hingga Surabaya.
Semua pilihan itu diberikan kepada konsumen dengan mempertimbangkan sejumlah aspek seperti tinggi dan rendahnya harga tiket, titik pemberhentian kereta dengan destinasi kunjungan terdekat, hingga antisipasi jika kita tertidur di stasiun tujuan.
Untuk pemberangkatan kali ini saya memilih Kereta Api Taksaka New generation. KA Taksaka menawarkan harga di kisaran Rp600.000 - Rp1.500.000.
KA Taksaka berangkat dari Stasiun Gambir dan mengakhiri perjalanannya di Stasiun Tugu Yogyakarta menempuh waktu selama 6 jam 30 menit. Sehingga, saya tidak perlu takut tertidur atau melewatkan stasiun pemberhentian terakhir saya, karena kereta tidak akan melanjutkan perjalan lagi.
Menurut saya poin ini menjadi penting, apalagi jika kita melakukan solo traveling. Karena tidak akan ada lagi orang yang mengingatkan apabila kita memilih kereta relasi Jakarta-Solo misalnya apabila kita lengah atau tertidur di dalam rangkaian kereta.Â
Namun di luar hal tersebut ada perbedaan lain yang dimiliki oleh Kereta Api Taksaka dibandingkan dengan kereta lainnya. Berikut adalah 3 perbedaannya.