Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - partime journalist

Senang bercerita

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Melirik Negara Lain dalam Program Makan Bergizi Gratis, Apa Saja Dampaknya?

6 Juni 2024   16:52 Diperbarui: 6 Juni 2024   16:57 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama dalam perlindungan sosial. Memberikan makanan artinya membantu masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka. Sehingga, mereka dapat menggunakan sumber daya yang mereka miliki, untuk kebutuhan dasar lainnya seperti pendidikan dan kesehatan.

Selain kebutuhan dasar, masyarakat miskin terutama kelompok ibu hamil dan anak-anak, dapat terjaga gizinya selama mereka berada dalam pertumbuhan. Jika logika ini ditarik ke masa depan, pemerintah akan mengeluarkan lebih sedikit pengeluaran untuk kesehatan jika memiliki masyarakat yang sehat.

Kedua, investasi dalam kesetaraan gender. Di negara-negara yang status ekonominya dibawah Indonesia, anak perempuan nampaknya kerapkali dijadikah pihak yang harus ikut serta dalam menopang perekonomian keluarga. Seringkali mereka harus berhenti sekolah dan mulai bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.

Di India, program Midday Meal Scheme terbukti mampu meningkatkan partisipasi anak perempuan ke sekolah, baca disini  https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0272775721000893. Selain itu, implementasi program ini juga dapat meningkatkan partisipasi perempuan di dunia kerja. Dengan melibatkan mereka sebagai penyedia dan pengelola makanan, perempuan pun akan ikut terberdayakan.

Ketiga, dampak dalam sektor pertanian. Saat program ini diimplementasikan maka permintaan pasar terhadap produk pertanian akan meningkat. Kondisi ini diharapkan dapat membantu para petani meningkatkan pendapatan mereka, dengan catatan program ini harus memberdayakan petani lokal dan menggunakan bahan pangan dari Indonesia.

Berkaca pada praktik yang dilakukan Brazil melalui Programa Nacional de Alimentao Escolar misalnya, Pemerintah Brazil membuat aturan bahwa makanan yang disediakan sekolah harus dibeli dari petani lokal sekurangnya 30%. Lihat disini https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405844023076909.

Terlepas dari kesuksesan dan praktik baik negara lain dalam program makan bergizi baik anak-anak, program ini diharapkan dapat memiliki dampak serupa dalam mengatasi berbagai tantangan pembangunan yang ada di Indonesia selama ini. Hal penting yang perlu menjadi catatan adalah partisipasi masyarakat dalam mengawal program. Masyarakat perlu turut serta mengawasi pelaksanaannya supaya program ini dapat berjalan seperti yang diharapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun