Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - partime journalist

Senang bercerita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi UMKM dalam Pembangunan Pariwisata Berkualitas

20 Juli 2023   17:56 Diperbarui: 20 Juli 2023   18:06 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Jaminan Perlindungan bagi Kegiatan UMKM | Harian Bhirawa Online 

Apakah kalian termasuk kelompok orang yang malas jajan di tempat wisata? Jika iya berarti kita berada dalam frekuensi yang sama. Ada banyak alasan mengapa orang enggan belanja di tempat wisata, salah satunya karena harga jajanan di tempat wisata yang mahal. Bak cari kesempatan dalam kesempitan biasanya penjual di daerah wisata sengaja menaikkan harga melebihi batas normal. Contohnya mie instan yang umumnya dijual 8 ribu, dilambungkan menjadi 15 ribu. Alasannya, karena tempat sewa tersebut mahal.

Alasan lain yang membuat orang malas belanja adalah karena kurangnya kreativitas pada pedagang. Para pelancong umumnya berekspektasi untuk berwisata sembari menikmati kuliner berupa makanan khas di daerah tersebut Contohnya, pergi ke Pangandaran ingin menikmati olahan ikan yang segar, berkualitas dan harganya terjangkau.

Di beberapa tempat wisata mungkin ada yang menyajikan menu khas daerahnya, namun makanan tersebut dijual sangat mahal. Berdasarkan pengalaman pribadi, seringnya bahkan makanan yang dijual di tempat wisata adalah makanan cepat saji. Entah karena alasan apa, sepertinya kreativitas para pelaku UMKM di Indonesia sedang diuji. Padahal, ada banyak sekali makanan lokal dan sehat yang dapat dijual pelaku UMKM  kepada pengunjung dengan kualitas yang baik dan harga yang ekonomis.

Makanan yang berbahan dasar jagung misalnya, jika kreatif, dapat diolah menjadi  makanan sehat dan enak, seperti jagung susu keju, jagung rebus  dan banyak lagi.  Olahan singkong, kentang, ayam, ikan dan bahan lainnya jika kreatif dapat disulap menjadi makanan yang lezat dan bergizi. Masalahnya, apakah pelaku UMKM memiliki keinginan dan kreativitas untuk melakukannya, dan apakah usaha tersebut sudah didukung oleh pemerintah daerah. 

Dalam beberapa kasus contohnya, seringkali ada kejadian orang yang berjualan otak-otak, namun kandungan ikan dalam makanan tersebut tidak sampai 1%. Bahkan rasa imannya berasal dari rasa ikan buatan. Padahal, Indonesia memiliki perairan yang luas dengan potensi ikan tangkap yang melimpah. Harusnya masyarakat dapat menikmati ikan Indonesia dengan harga yang murah.

Mengapa UMKM tidak melirik potensi-potensi itu? Padahal, jika suatu tempat wisata dapat memberikan pengalaman wisata yang menyenangkan bagi pengunjung, pengunjung akan berkali-kali datang ke tempat wisata yang dikunjunginya dan merekomendasikannya kepada teman atau saudara. Dengan begitu pariwisata Indonesia akan maju, perekonomiannya terangkat dan masyarakatnya menjadi berdaya.

Untuk melangkah ke tahap tersebut pelaku UMKM memang perlu dibina. Cara pembinaan dapat dilakukan dengan 2 langkah, Pertama, pemerintah perlu mengetatkan aturan dalam berjualan di lokasi wisata. Pengetatan dapat dilakukan dengan mengatur dalam jenis makanan yang dijual, kandungan gizi yang ada di dalamnya dan batas harga yang diterapkan.

Kedua,  pemerintah tidak menerapkan aturan namun membina langsung para penjual dan memberikan rekomendasi makanan yang dapat dijual. dalam proses ini, pemerintah perlu membentuk kelompok-kelompok usaha yang ada di sekitar tempat wisata, selanjutnya,kelompok tersebut diedukasi tentang pengetahuan yang berkaitan dengan gizi dan pemasaran. Jika cara tersebut dilakukan, saya yakin UMKM tidak hanya berkontribusi dalam mendukung priwisata yang berkualitas, namun juga telah berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun