Sebagai manusia biasa, semua orang pasti pernah merasakan sakit. Jika sakit yang di alami biasa saja, mungkin hanya dengan istirahat dan makan teratur kita dapat sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain. Namun kita tak pernah tahu, kadang kita semua diuji dengan sakit yang benar-benar membutuhkan pertolongan orang lain, baik pertolongan dari tenaga medis, keluarga, bahkan tetangga sekitar.
Urgensi bersedekah di hari "Rebo Wekasan" mungkin salah satunya dapat dijelaskan dengan pendekatan bahwa manusia adalah makhluk lemah yang membutuhkan orang lain. oleh karenanya, dengan bersedekah dan berbuat baik kepada tetangga muncul keharmonisan sosial dan sikap silih asah, silih asuh dan silih asih. Sehingga, saat tetangga mengalami sakit, tetangga lain yang sedang sehat dapat membantu dengan bantuan moril ataupun materil.
Hal lain yang dapat dijelaskan tentang kaitan sedekah dengan penolak bala bisa jadi berkaitan dengan amalan hati. Berdasarkan pengalaman sendiri, saat kita membantu meringankan beban atau masalah orang lain memang hati kita terasa bahagia. Ada kepuasan tersendiri yang dirasakan saat kita bisa membantu meringankan masalah orang lain.
Kesehatan jasmani memang sangat berkaitan erat dengan kesehatan rohani. Saat seseorang bersedekah dan merasa bahagia, bisa jadi hal tersebut adalah cara untuk menjaga kesehatan ruhani dan membersihkan diri dari berbagai pikiran-pikiran dan perasangka negatif. Sehingga dengan demikian pikiran positif tetap terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H