Kiprah perempuan dikancah politik terus menunjukkan peningkatan baik dalam kualitas maupun kuantitas. Meskipun masih menorehkan berbagai catatan namun hal tersebut dapat dijadikan indikator sederhana bahwa kesadaran perempuan untuk memperbaiki nasibnya melalui sistem semakin tinggi. Berbicara perempuan dan politik terdapat bahasan yang menarik khususnya pada pemilihan kepala daerah serentak tahun 2018 dan pemilihan legislatif tahun 2019. Pilkada serentak 2019 dan pileg 2019 berseinggungan langsung dengan fenomena demografis yang terjadi di Indonesia yakni meningkatnya jumlah usia muda (millenial) yang memiliki posisi sebagai pemilih dan yang dipilih.
Di tataran legislatif akselerasi partisipasi perempuan dalam politik dapat dilihat dari naiknya prosentase perolehan kursi di DPR terakhir pada tahun 2019 sebanyak 21% dari 17% pada pemilihan 2014 lalu. Namun di tataran eksekutif, hanya segelintir perempuan yang berhasil meraihnya.Â
Terdapat berbagai tantangan yang kompleks bagi perempuan untuk duduk di di kursi eksekutif, salah satu sebabnya adalah adanya perdebatan mengenai boleh tidaknya perempuan menjadi pemimpin. Karena kontestasi pilkada merupakan kontestasi partai, tokoh perempuan yang diusung kadang kala masih belum selesai di internal partai, hal ini yang seringkali menimbulkan dualisme dukungan antar kelompok di partai politik.
Dalam Pilkada serentak tahun 2018, setidaknya terdapat 101 kandidat perempuan yang akan bertarung menjadi kepala daerah. 2 kandidat kuatnya adalah Khofifah Indar Prawansa  yang merupakan calon Gubernur Jawa Timur dan memenangkan Gubernur Jawa Timur dan Karolin Margaret Natasha yang merupakan calon Gubernur Kalimantan barat. Kedua kandidat Gubernur ini merupakan kandidat kuat jika dibandingkan dengan pesaingnya yang lain. Hal ini dibuktikan dengan survey yang dilakukan oleh Cyrus yang menempatkan kepopuleran karolin diposisi pertama yakni 74%. Disisi lain pengamat politik Unair pun mengatakan Bahwa Khofifah merupakan kandidat terkuat jika dibanding dengan kandidat lainnya.
 Salah satu tokoh perempuan yang berhasil melenggang kedalam kekuasaan eksekutif adalah Khofifah indar prawansa bersama dengan Emil elistianto dardak. Meskipun tingkat partisipasi politik perempuan dalam politik di provinsi Jawa Timur termasuk salah satu yang paling rendah, menurut pengamatan Sari (2018) salah satu pemilih potensial pasangan tersebut merupakan perempuan dan kader muslimat NU. Hal ini merepresentasikan beberapa hal. Pertama dapat preferensi pemilih perempuan tidakselamanya patriarki, kedua terdapat pengaruh ketokohan kandidat sebagai pemimpin organisasi perempuan yang turut membantu menyukseskan Khofifah kedalam kekuasaan eksekutif.
Hal tersebut dapat menjadi refleksi khusus bagi politisi perempuan millenial khususnya yang ingin menjadi kepala daerah untuk meniru beberapa strategi marketing politik yang digunakan dalam proses pemilihan hingga menang. Siapa itu generasi millenial, menurut Tapscot (2009) generasi millenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1981sampai dengan tahun 2000. Generasi illenial dikenal sebagai generasi yang melek teknologi atau dalam istilah lain disebutkan sebagai digital native. Karena generasi ini lahir dan besar dalam pengaruh pertumbuhan teknologi informasi. Sementara itu generasi baby boomer menurut Tapscot adalah generasi yang lahir setelah perang dingin antara tahun  1946-1964. Dikatakan baby boomer karena pada saat itu angka kelahiran bayi sangat tinggi.
Lalu, hal apa sajakah yang harus ditiru millenial dari baby boomer. Salah satu hal penting adalah cara komunikasi dan pembawaan individu yang santun. Generasi millenial yang terbiasa dengan kemudahan kadangkala membuatnya menjadi individualis. Dari sikap tersebut dapat dijelaskan bahwa latar belakang zaman dapat merimplikasi terhadap cara pandang dan pembawaan. Hal ini dapat berpengaruh pada nilai yang dianut oleh kedua generasi tersebut. Sehingga cara menyelesaikan masalah, mengatur, berorganisasi sedikitnya pasti akan mengalami perbedaan. Sikap-sikap tersebut dalam kepemimpinan sangatlah penting, khususnya pembawaan dan komunikasi merupakan modal penting dalam menyelesaikan masalah
Selain faktor sikap, kemenangan dalam kontestasi adalah kolaborasi dari tim sukses, marketing politik, proses kampanye dan unsur penting lainnya. Kemenangan Khofifah seperti yang dijelaskan Sari (2018) adalah kecermatan dalam menentukan segmen pemilih, pemilih-pemilih potensial terus dipengaruhi dan diperkuat dengan berbagai pendekatan. Menguatkan pemilih muda dan segmen perempuan adalah dua unsur kemenangan yang diperoleh pasangan ini, meskipun rivalnya secara kulturan sama-sama merupakan kader terbaik NU namun pemilih perempuan NU tetap mendukung Khofifah
Saat ini banyak sekali penelitian yang menjadikan generasi millenial sebagai objeknya. Uniknya jika diamati generasi ini merupakan generasi yang masih mudah terbawa pengaruh yang lainnya dalam pekerjaan, banyaknya kasus generasi millenial yang melakukan turn over dari perusahaan karena tidak tahan dengan tekanan kerja dan masalah dengan atasan data dijadikan pertanda bahwa pembawaan, sikap dan gaya komunikasi generasi baby boomer masih lebih baik dibandingkan dengan generasi millenial. meskipun begitu bukan berarti kemenangan dalam proses electoral hanya dilakukan dengan modal ketokohan, tetapi merupakan kolaborasi dari segala aspek.
#internationalwomansday
#hariperempuan