Bulan April 2019 adalah bulan penentuan masa depan siswa SMA maupun MA, dimana mereka akan melaksanakan Ujian Nasional. Tentunya para siswa sudah menyiapkan diri dalam menghadapi Ujian Nasional yang akan dilaksanakan pada tanggal 1sampai 8 April 2019.Â
Di antara mereka banyak yang fokus belajar, lebih fokus berdoa dengan diselingi perasaan gelisah, adapun yang menyiapkan kertas contekan bahkan menyiapkan uang untuk membeli kunci jawaban. Namun, ada juga diantara mereka yang hanya berpasrah dalam mengerjakan Ujian.
Hal -- hal diatas adalah bentuk apresiasi mereka dalam persiapan Ujian Nasional. Dari gambaran diatas, dapat dilihat bahwa Ujian Nasional memiliki arti penting dalam kehidupan masa SMA ataupun MA bagi beberapa pelajar.Â
Di mana Ujian akhir ini menjadi penentu mereka apakah bisa melanjutkan ke perguruan tinggi negeri yang mereka inginkan atau tidak. Â Seperti yang kita tahu, untuk masuk ke perguruan tinggi ada beberapa jalur diantaranya jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), jalur mandiri, ataupun jalur prestasi. Untuk diterima dalam seleksi tersebut tentunya mereka perjuang keras dalam mengerjakan soal ujian dan berharap bahwa jawaban yang mereka pikirkan benar sehingga mendapat hasil akhir yang memuaskan.
Namun, beberapa hari ini di media sosial ramai oleh cuitan pelajar SMA, pasalnya pada saat ujian mata pelajaran Matematika berbasis komputer, kabarnya ujian tersebut tidak masuk di akal mereka sehingga akun media sosial Kemdikbud banjir dengan komentar yang berisi keluhan para pelajar. Namun, beberapa cuitan tersebut malah membuat pembaca salah fokus dan tidak kebayang seberapa sulitnya soal ujian tersebut.
Beberapa siswa ada yang bingung memilih kampus, memilih jurusan, dan bingung ingin melanjutkan kuliah atau kerja. Di antara mereka ada yang berkonsultasi kepada orang tua, guru bk, wali kelas, dan teman.
Pada saat menjelang dibukanya pendaftaran perguruan tinggi, peran guru bk sangat dibutuhkan. Banyak siswa kelas 12 yang sering keluar masuk ruang bk guna untuk berkonsultasi tentang pemilihan sekolah lanjutan. Bahkan, dari mereka ada yang merasa stress dan depresi karena takut tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka. Pada saat berkonsultasi, tentunya dibutuhkan komunikasi teraputik yang baik. Sebelumnya apa itu komunikasi terapeutik?
Menurut Stuart GW(1998) mengatakan bahwa komunikasi terapeutik ialah suatu hubungan interpersonal antara perawat/konselor dengan pasien/klien dalam memperbaiki klien.Â
Dalam hubungan ini, perawat/konselor dan pasien/klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memeprbaiki pengalaman emosi pasien/klien. Jadi ada dua ruang lingkup dalam komunikasi terapeutik, yaitu di dunia kesehatan yang pelakunya adalah perawat dengan pasien, sedangkan di dunia psikologi pelakunya adalah konselor dan klien.
Pada bidang pendidikan, konselor yang dimaksud adalah guru bk sedangkan kliennya adalah siswa. Komunikasi yang dimaksud adalah interaksi yang dilakukan guru bk dengan siswa mengenai masalah yang dihadapi yaitu tentang pemilihan sekolah lanjutan.Â