larung sesaji papuma dilaksanakan setiap nelayan yang menemukan pertama perahu serta isi dadi sesaji tersebut akan mendapatkan rizki yang banyak dan melimpah.
Dari ritual larung sesaji papuma sebagai budaya yang sudah terlaksanakan  dari masa ke masa antusias warga sekitar tidak pernah turun dari masyarakat. khususnya dengan partisipasi masyarakat dalam prosesi  sesaji. Misalnya karnaval sekolah dasar, drum band, seni musik, tari, dan lain-lain.Sebaliknya, persembahan telah disiapkan oleh keluarga secara turun-temurun.Sebab jika berbeda orang menyiapkan sesaji sesuai kepercayaan setempat, maka tidak akan diterima dan  dikembalikan ke pantai.Strategi pengembangan wisata budaya Jember khususnya tradisi Larung Sesaj harus dilakukan dengan cara ini.Perayaan sosial budaya setempat memerlukan pengelolaan yang efektif agar perayaan itu sendiri dapat mempunyai nilai produktif bagi masyarakat.Dalam situasi seperti ini, yang  dapat dikatakan hanyalah bahwa proses kebudayaan yang berlangsung di sana hanya sebatas pada festival-festival tradisional besar-besaran yang diikuti oleh hampir seluruh lapisan masyarakat.Ini adalah proses budaya yang terjadi secara alami dan tidak memiliki pengaruh politik yang sesuai untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.Oleh karena itu, proses kebudayaan tersebut harus dirancang untuk mencakup aspek kebijakan pengembangan budaya yang berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat.Upacara Larung Sesaj Papuma harus dirancang dalam kerangka budaya lokal dan pengembangan masyarakat.tanpa menyimpangkan makna dari prosesi budaya  tradisi Larung Sesaj itu sendiri. Oleh karena itu, hal ini mungkin tidak mudah dilakukan jika seluruh komponen yang terlibat mendapat perhatian serius.
Larung Sesaj di  pesisir Papua memiliki peluang tersebut jika pemerintah memberikan perhatian serius terhadap potensi lokalnya.Keunikan tradisi sesaji Lalung Papuma memberikan peluang untuk dipromosikan dengan cara tersebut.Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, adalah motivasi masyarakat setempat. Masyarakat setempat memang terbuka dan multikultural dan turut berkontribusi dalam pengembangan layanan Larun.Minimnya sponsor baru menunjukkan bahwa meskipun prosesi budaya Larun Sesaj berlangsung meriah dan besar, namun belum menarik minat industri periklanan.Oleh karena itu, kenyataan tersebut memerlukan perhatian dan komitmen yang serius agar prosesi budaya Lalung Sesaj Papuma bukan sekedar proses budaya saja.Hal ini juga dapat menjadi katalis budaya bagi pengembangan komunitas dan perekonomian yang ada.
Dengan demikian, budaya larung sesaji papuma yang ada di pantai papuma Wuluhan Jember ini tidak hanya merupakan kearifan lokal tetapi juga budaya yang harus  kita jaga dan harus kita pertahankan dalam era moderen ini. Dengan upaya menjaga budaya kearifan lokal larung sesaji papuma ini dapat mejaga warisan serta leluhur turun temurun agar tetap terjaga dan terus berkembang dan adanya kemajuan kedepannya. Dikarnakan kita berada dalam negara indonesia menjaga kearifan lokal ini merupakan investasi untuk masa selanjutnya dan generasi yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H