Di zaman modern ini, banyak beredar informasi kesehatan yang sangat mudah diakses di internet. Hal ini menyebabkan tidak sedikit orang tergoda untuk mencari tahu sendiri penyebab gejala-gejala kesehatan yang dialaminya melalui internet, dibandingkan dengan pergi memeriksakan diri ke ahli profesional. setelah membaca informasi di internet, kebanyakan orang akan menduga-duga mengalami penyakit tertentu tanpa adanya diagnosis langsung dari ahli profesional. fenomena yang sering kita jumpai ini dinamakan dengan  self-diagnosis.
Menurut White dan Horvitz (2009) self-diangnose adalah upaya memutuskan bahwa diri sedang mengidap suatu penyakit berdasarkan informasi yang diketahui.Self-diagnose sering kali dilakukan karena rasa penasaran dengan gejala yang dialami.saat melakukan self-diagnose yang sebenarnya terjadi adalah kamu sedang berasumsi seolah-olah kamu mengetahui masalah kesehatan yang kamu alami. misalnya kamu berpikir kamu mengidap penyakit depresi yang ditandai dengan gejala fisik yaitu, rasa tidak nyaman pada perut seperti kram, kembung, dan mual. padahal rasa tidak nyaman pada  perut bisa saja disebabkan karena gangguan peradangan usus. Salah diagnosis bisa berakibat fatal bagi kesehatan mental dan fisik sebab jika kita salah mendiagnosis tanpa adanya seorang ahli, maka bisa jadi salah pengobatan dan risiko mengalami kondisi kesehatan yang lebih parah.Maka dari itu kita perlu pergi ke ahli profesional seperti dokter dan psikiater untuk lebih tahu mengenai penyakit yang sedang diderita.Dengan menanyakan dan menjelaskan lebih detail tentang gejala yang dialami. Ahli profesional dapat membuat diagnosis yang tepat. tidak ada salahnya juga kita mencari tau gejala-gejala diinternet tetapi ingat tidak semua gejala yang diderita itu benar penyakitnya anda harus mengonsultasikan lagi ke ahli profisional.
self-diagnose juga berpengaruh pada kesehantan mental, sebab kamu mengalami kecemasan yang sebenarnya tidak perlu. misal kamu memiliki gejala sakit kepala lalu kamu mencoba untuk mencari di internet gejala penyakit yang sedang kamu alami dari hasi pencarian ternyata gejala yang kamu alami menandakan penyakit tumor otak. lalu, kamu mulai merasa cemas dan stres.
Gangguan kecemasan atau Anxiety Disorder adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi.Ketika merasa cemas,individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yanng mengancam tersebut terjadi (Amir,2013). Individu yang mengalami gangguan kecemasan dapat memperlihatkan perilaku yang tidak lazim seperti panik tanpa alasan,takut yang tidak beralasan terhadap objek atau kondisi kehidupan,melakukan tindakan berulang-ulang tanpa dapat dikendalikan (Diferiansyah dkk., 2016).
Untuk menghindari kecemasan pasca self-diagnose sebaiknya jangan menelaah informasi yang ada diinternet sepenuhnya.Belum tentu informasi yang anda dapatkan benar dan relevan.Anda harus pergi ke ahlinya untuk tau lebih jauh gejala yang anda derita biarlah para ahli yang mendiangnosis. Jangan jadikan acuan informasi kesehatan yang ada diinternet tapi jadikan itu semua untuk pergi konsultasi ke para ahli untuk lebih tau jelasnya dan detailnya.
Referensi:
Maskanah, Imas. "Fenomena Self-Diagnosis di Era Pandemi COVID-19 dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental." JoPS: Journal of Psychology Students 1.1 (2022): 1-10.
Diferiansyah, Okta, Tendry Septa, and Rika Lisiswanti. "Gangguan cemas menyeluruh." Jurnal Medula 5.2 (2016): 63-68.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H