Juwet, Kediri - Seluruh masyarakat Dusun Juwet mengadakan tradisi Nyadran di makam leluhur yang terketak di Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jumat (21/07/2023).
Tradisi Nyadran dilakukan untuk menyambut datangnya bulan Muharram, serta wujud rasa syukur atas berkah yang telah diberikan oleh Sang Pencipta.
"Tradisi Nyadran ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah serta kegiatan ini juga dapat mengangkat perekonomian dari masyarakat sekitar" tutur Ngatini. Â
Selain itu, Nyadran juga ditujukan untuk mendoakan arwah leluhur, khususnya yang sangat berjasa pada Desa Juwet yaitu Alm. Mbah Dono yang telah membabat Desa Juwet sehingga bisa menjadi seperti sekarang ini.
Seluruh masyarakat yang mengikuti Nyadran membawa ambengan yang berisikan nasi tumpeng, ingkung ayam, jajan pasar dan buah pisang.
"Tradisi Nyadran ini dilakukan setiap tahun, setelah Nyadran akan dilanjut dengan kesenian wayang kulit. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika tidak ada pertunjukan wayang maka akan datang bala atau musibah. Ini merupakan suatu tradisi dan kita sebagai sesama manusia juga harus bisa saling menghargai" tutur Heri.
Terakhir adalah kegiatan doa bersama yang dipimpin oleh pemangku adat atau Kyai yang ditujukan kepada roh leluhur yang sudah meninggal. Selanjutnya, masyarakat akan makan bersama dengan makanan yang telah dibawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H