Dalam fisika, satu kilatan petir merupakan cahaya terang yang terbentuk ketika terjadi pelepasan listrik statis di atmosfer saat hujan. Dimana cahaya yang dihasilkan berasal dari tenaga listrik alam yang terjadi antara awan-awan atau awan-tanah.Â
Apabila ditinjau lebih luas lagi, petir dapat dianalogikan dengan kapasitor raksasa, lempeng pertama awan (dapat positif atau negatif) dan lempeng kedua merupakan bumi (diasumsikan bermuatan netral).Â
Kapasitor merupakan komponen pasif pada rangkaian listrik yang menyimpan energi sesaat (energy storage). Sedangkan petir terjadi karena adanya perbedaan muatan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya.Â
Pada awan terdapat muatan dikarenakan partikel-partikel penyusun awan yang bergerak terus menerus secara teratur sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi dari awan (sisi atas atau bawah) dan muatan positif akan berkumpul di sisi lainnya.Â
Beda potensial antara awan dan bumi yang kita asumsikan bagaikan kapasitor cukup besar. Sehingga terjadi pembuangan muatan dengan media yang dilalui elektron-elektron adalah udara maka akan terjadi kilatan. Sedangkan suara gemuruh terjadi saat elektron-elektron dapat menembus ambang batas isolasi udara maka akan terjadi ledakan suara.
Oleh karena itu, terjadilah fenomena petir tidak terkecuali yang terjadi di sirkuit mandalika yang viral beberapa waktu yang lalu. Selain pembahasan di atas terdapat dua teori yang mendasari terjadinya petir yaitu proses ionisasi dan gesekan antar awan. Keduanya dapat dijelaskan secara fisika melalui bahasan listrik statis yang membahas muatan listrik, kuat medan listrik, dan potensial listrik.Â
Berdasarkan fenomena tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa fisika ada dimana-mana dan kapan saja termasuk fenomena petir yang dibahas sebelumnya.Â
Dengan fisika kita dapat memahami mengapa petir dapat berbahaya dan hal tersebut menggerakkan seorang Benjamin Franklin pada tahun 1750 membuat sebuah penemuan yang sangat bermanfaat sampai saat ini yaitu penangkal petir sehingga dapat melindungi rumah maupun bangunan dari sambaran petir.Â
Penangkal petir ini bekerja dengan mengalirkan muatan listrik ke dalam tanah melalui jalur tertentu.  Sehingga petir yang menyambar di bangunan-bangunan tinggi tidak memberikan dampak kerusakan bangunan beserta penghuninya karena listrik bertegangan tinggi  tersebut telah dipindahkan.
Dengan memahami konsep listrik statis tentunya kita dapat menyikapi suatu fenomena yang berkaitan dengan hal tersebut dengan lebih bijak. Karena dengan ilmu fisika didapatkan penyelesaian dari permasalahan yang berkaitan dengan hal tersebut.Â
Sebagaimana yang sudah diceritakan sebelumnya, bahwa listrik statis akhirnya menjawab mengapa fenomena alam seperti petir beserta kilatan dan gemuruhnya dapat terjadi.Â