Oleh : Dr. Ir. Vina Serevina, M.M., Syafannisa Fitria Farah Dewi, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, 2022.
Pembelajaran merupakan kegiatan pendidikan yang sangat penting, sebagai seorang pendidik sudah seharusnya kita merencanakan pembelajaran secara nyaman dan menatik agar peserta didik mudah dalam memahami.
Selain itu, sebagai seorang pendidik harus memahami dan menguasai pembelajaran untuk membantu kita dalam memilih dan menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan kerumitan materi dan kepribadian setiap siswa.
Strategi dan pendekatan yang diterapkan harus sesuai dengan kepribadian siswa yang menjadi subjek dalam latihan pembelajaran. Guru harus memberikan ruang seluas-luasnya kepada siswa untuk berimajinasi dan terlibat secara efektif sepanjang sistem pembelajaran.
Dalam interaksi pembelajaran terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan, menghitung siswa, pengajar, kepala, program pendidikan dan kantor sekolah yang diperlukan dalam sistem pembelajaran. Ketika banyak bagian ini telah digunakan sebanyak yang diharapkan, latihan pembelajaran dapat mencapai perubahan bagi siswa, dua perubahan dari bagian informasi, perilaku, dan kemampuan.Â
Sehingga dampak dari perubahan ini, siswa akan lebih siap dalam mengurusi masalah kehidupan dan siap bekerjasama dengan orang lain.
Ide dalam konsep menejemen pembelajaran dapat dianggap sebagai cara paling umum untuk mengawasi latihan pembelajaran yang menggabungkan persiapan, memilah, mendorong dan menilai sistem pembelajaran yang terhubung dengan semua bagian di dalamnya untuk mencapai target pembelajaran.Â
Pembelajaran adalah sebagian besar kegiatan untuk mencapai proses pendidikan dan pembelajaran yang instruktif, layak dan produktif.Â
Sejalan dengan itu, cenderung disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar adalah rangkaian tindakan dari semua latihan yang diperoleh mulai dari persiapan, penyusunan, penghasutan dan penilaian, yang menggabungkan mata pelajaran utama dan mendukung program pendidikan dalam pandangan program pendidikan. ditetapkan oleh Dinas Agama atau Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Alasan manejemen pembelajaran pada dasarnya merupakan induksi dari Tujuan Sekolah yang didanai Negara dari Pedoman no. 20 Tahun 2003 tentang Kerangka Kerja Bimbingan Umum Pasal 3 yang berbunyi,Â
"Kemampuan pendidikan nasional yang dibiayai pemerintah untuk mendorong kapasitas dan membentuk watak serta kemajuan negara yang bermartabat seperti menunjukkan eksistensi negara, berencana membina kemampuan siswa untuk menjadi pribadi yang bertakwa dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian mulia, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, cakap, imajinatif, mandiri, serta menjadi warga yang bertanggungjawab.
Mengingat Diklat Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Penyelenggaraan Persekolahan Dalam Rangka Masa Krisis Penyebaran Penyakit Covid (Virus Corona), Pemerintah melalui dinas yang disibukkan dengan diklat telah mengajarkan kepada para guru untuk membuat lingkungan belajar yang menarik dari rumah bagi siswa.Â
Dengan cara ini, pengajar harus lebih imajinatif dalam memberikan materi pembelajaran jarak jauh (PJJ), dengan tujuan agar siswa tidak hanya menyelesaikan tugas atau masalah ilmiah (perpindahan informasi), tetapi juga perlu fokus pada nilai-nilai kepribadian mereka (bergerak dari informasi). dari nilai).Â
Guru harus memiliki pilihan untuk mempersiapkan dan menguji latihan pembelajaran agar keunggulan siswa dalam belajar tetap energik.
Dalam praktiknya, pembelajaran eksekutif yang dilakukan oleh guru mengalami banyak kendala. Hambatan yang dimaksud diurutkan menjadi empat klasifikasi, yaitu:
Faktor guru
Faktor kemampuan guru dalam mengawasi pembelajaran sangat mendesak dalam memperluas kecukupan proses pendidikan dan pembelajaran di masa pandemi virus corona.Â
Pembelajaran tidak ideal saat pembelajaran itu membosankan (bersifat stylized), guru uswah yang tidak ketat, pemahaman pengajar yang kurang memadai tanpa henti tentang pembelajaran baik secara online maupun offline, dan data guru tentang siswa yang kurang, kedua siswa sebagai manusia dan sebagai orang. sebagai ciri orang yang dicintainya.
Faktor siswa
Tidak adanya kewajiban bagi siswa dalam melakukan dan menyelesaikan kewajibannya sebagai siswa yang masih diharapkan belajar sambil mempertimbangkan dari rumah. Siswa merasa lelah dengan kecenderungan review baru. Selama di rumah, siswa masih diharapkan untuk belajar baik secara online maupun offline, diarahkan oleh guru dan didampingi oleh orang tuanya.
Faktor keluarga.
Orangtua yang selama ini hanya pasrah pada sekolah/pendidik dalam hal belajar, saat ini tentunya perlu mengasuh dan menyaring anaknya sendiri selama belajar di rumah. Keluarga yang terpisah dari praktik dari rumah menjadi kendala bagi siswa dan pendidik dalam proses belajar mengajar. Perkumpulan siswa yang ingin bekerja terus-menerus merasa sulit untuk menonton dan menyaring siswa yang sedang belajar dari rumah.
Faktor fasilitas.
Di masa pandemi virus corona, kantor sebagai perangkat atau kantor berbasis inovasi sangat dibutuhkan dan biaya bagi sebagian besar wali murid sulit dijangkau dalam mendirikan kantor pembelajaran jarak jauh (PJJ). Diantaranya adalah PC kantor, ponsel berbasis android, dan pengaturan aset tambahan untuk membeli saham web sesekali selama pandemi Coronavirus untuk kantor pembelajaran berbasis web.
Sebagai pemimpin dan di depan latihan pengajaran dan pembelajaran, guru bagaimanapun harus memiliki pilihan untuk memperkenalkan pembelajaran yang dinamis, imajinatif, inventif, sukses, menyenangkan dan efektif, dan berisi pergerakan informasi dan pergerakan kualitas nilai yang signifikan.Â
Oleh karena itu, di masa pandemi virus corona, tugas guru sangat berat dalam mengawal pembelajaran jarak jauh (PJJ). Untuk menjamin sifat pembelajaran, guru sebisa mungkin diharapkan mengawasi pembelajaran dengan tahapan-tahapan berikut:
Perencanaan (Planning)
Dalam menetapkan dan memutuskan pilihan tentang latihan pembelajaran, guru sebagai pengawas latihan pembelajaran lebih mungkin daripada tidak mengatur keputusan elektif untuk mencapai tujuan. Selain itu, guru juga harus memiliki pilihan untuk menangani sumber yang berbeda, dua aset, sumber subsidi, dan aset pembelajaran.
Koordinasi (Organizing)
Koordinasi dalam pembelajaran para pelaksana merupakan posisi penting karena menjadi kompas bagi pengajar dalam memenuhi kewajiban ahli mereka sebagai guru sambil menawarkan jenis bantuan edukatif kepada siswa.Â
Membiasakan mengerjakan soal-soal latihan diharapkan dapat menentukan tugas pokok dan unsur-unsurnya masing-masing sebagaimana ditunjukkan oleh standar hierarkis, dengan mengangkat setiap angkatan kerja sekolah sesuai dengan kemampuan, mata pelajaran, keahlian, dan kewajibannya masing-masing.
Pelaksanaan (actuating)
Guru sebagai individu langsung yang bertanggung jawab atas interaksi pendidikan dan pembelajaran dapat memutuskan Pembelajaran Jarak Jauh dengan pemikiran utama; Guru memilih dan memutuskan mata pelajaran yang dibutuhkan dan melatih siswa untuk lebih berkonsentrasi secara bebas, kedua; guru memutuskan strategi yang sesuai yang ditunjukkan oleh materi pembelajaran, Ketiga; guru khusus dalam memilih/menggunakan media/aset pembelajaran dalam iklim umum.
Pengawasan (Controlling)
Latihan pengawasan dilakukan oleh guru untuk melacak data, menyelidiki data, dan menilai informasi yang berhubungan dengan latihan pembelajaran dan menggunakannya untuk mengontrol latihan pembelajaran untuk mencapai target pembelajaran.Â
Peningkatan dilakukan selama proses pengajaran dan pembelajaran dan selanjutnya dalam proses pembelajaran yang dihasilkan sebagai komponen kontrol pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
- DAFTAR PUSTAKA
- A.  Marjuni,  Hamzah  Harun,  Penggunaan  Multimedia  Online  dalam Pembelajaran,  Jurnal  Idaarah,  vol.  III,  No.  2,  Desember  2019, (Diakses 07 Juli 2020).
- Jojo  Warjo  dkk,  Implikasi  Gaya  Berpikir  dan  Interaksi  Sosial  Siswa  pada Pembelajaran  Model  Kooperatif  Berbasis  Media  Informasi  dan Komunikasi  Terhadap  Prestasi  Belajar  Siswa,  Edubiologica,  Vol.  6, No. 1, Juni 2018, pp. 14-19, (Diakses 07 Juli 2020),
- Ujang Andi Yusuf, Kebutuhan Ilmu Manajemen Pendidikan Islami dalam Menjawab Tantangan Era Revolusi 4.0, IslamicManagement: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/jim/article/view/688/491, (Diakses 07 Juli 2020),
- Ernisukaesih,  Strategi  Optimalisasi  Manajemen  Pengetahuan  Berbasis Multi-Generasi  Karyawan  dalam  Upaya  Meningkatkan  Modal Intelektual  di  Telkom  Regional  III  Jawa  Barat,  Jurnal  Universitas Pasudan,  http://repository.unpas.ac.id/47838 , (Diakses  07  Juli 2020),
- Teni  Sutianiwijaya,  Pengaruh  Motivasi  Kerja  dan  Kompetensi  Guru Terhadap  Kinerja  Guru  SD  di  Gugus  Nanggala  Ciranjang  Cianjur, Jurnal  Universitas  Pasudan,  http://repository.unpas.ac.id/48115/ , (Diakses 07 Juli 2020),
- Nurul  Hikmah,  Manajemen  Implementasi  Kurikulum  2013Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada MAN 2 Model Banjarmasin dan SMAN 1 Banjarmasin,   Institusional   Digital   Repository,  http://idr.uin-antasari.ac.id/13846/ , (Diakses 08 Juli 2020),
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H