Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Hilmi Khoirulloh, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, 2022.
Pendidikan abad 21 menuntut semua yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk saling berinteraksi satu sama lain.Â
Era digitalisasi saat ini juga menuntut semua bidang termasuk pendidikan untuk terus berinovasi menciptakan media pembelajaran yang interaktif. Hal ini sesuai dengan karakteristik pendidik abad 21, yaitu mahir dalam penggunaan teknologi dan memiliki kemampuan untuk terus berkreasi.Â
Pendidik juga harus memiliki karakter yang bisa mengolaborasikan antara media pembelajaran dengan kompetensi yang dimiliki peserta didik juga dengan teknologi yang semakin berkembang agar dapat melaksanakan pembelajaran secara optimal.
 Media pembelajaran seperti modul pada mata pelajaran fisika saat ini masih memiliki beberapa kekurangan, seperti contoh pada modul kegiatan belajar mandiri fisika yang dibuat di SMA Negeri 112 Jakarta untuk materi teori relativitas.
Isi dari modul tersebut menampilkan banyak soal yang membuat peserta didik menjadi jarang membaca dan memahami modul. Memang, modul yang dibuat sudah sesuai dengan pendekatan saintifik, seperti contoh di dalam modul tersebut tersusun penjelasan ringkas mengenai materi teori relativitas, tetapi belum dibuat secara digital interaktif (masih berbentuk hard copy).Â
Dan ketika menemukan modul fisika lain yang sudah berbasis digital interaktif, tetapi isinya kurang menggunakan metode pendekatan saintifik, hanya mengandalkan desain yang menarik dan mudah diakses menggunakan gawai menyebabkan siswa hanya terfokus pada desainnya saja dan tidak memperhatikan isi modulnya.
Pengembangan modul belajar fisika berbasis digital interaktif yang sesuai dengan metode pendekatan saintifik akan menguntungkan antara pendidik dengan peserta didik. Dikatakan interaktif karena pengguna akan mengalami interaksi dan bersikap aktif misal aktif memperhatikan gambar, memperhatikan tulisan yang bervariasi warna atau bergerak, suara, animasi bahkan video dan film (Safrina, 2014).
[1] Dan media seperti modul dapat dikatakan menggunakan pendekatan saintifik apabila merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya (PG Dikdas, 2019).