Mohon tunggu...
Vina SilviaAlvianti
Vina SilviaAlvianti Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Mengajar di jenjang pendidikan SMP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pangandaran Belajar Saat Pandemi

13 November 2020   13:12 Diperbarui: 13 November 2020   13:13 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tidak bisa dipungkiri bahwa penyebaran wabah covid 19 sangat berpengarah pada setiap aspek kehidupan termasuk di bidang pendidikan. Pemerataan hak untuk menepuh pendidikan sudah baik dilakukan sebelumnya. Namun, dengan menyebarnya wabah covid 19 banyak anak bangsa yang ternyata harus berjuang lebih keras untuk mengejar ketertinggalan. Hal ini disebabkan karena pendidikan saat pandemi memiliki perubahan. Jika sebelumnya peserta didik tinggal datang ke sekolah dan mengikuti pembelajaran, saat pandemi ini mereka dituntut untuk melakukan hal yang tidak seperti biasanya. Tuntutan pembelajaran daring sangat menekan mereka yang hidup dengan keadaan ekonomi yang bisa dibilang hanya cukup untuk makan sehari-hari. Kepemilikan gadget menjadi hal utama ketika pembelajaran daring. Bagi peserta didik yang sudah memiliki gadget pun masih saja terkendala beberapa masalah. Salah satunya sulit menemukan jaringan yang stabil agar pembelajaran datring terlaksana dengan lancar.

Kabupaten Pangandaran memiliki kepedulian yang besar terhadap kondisi pendidikan yang mengalami perubahan di masa pandemi. Untuk mengatasi kesenjangan atau ketertinggalan peserta didik yang belum memiliki gadget, kegiatan pembelajaran dilaksanakan di sekolah karena Pangandaran mengantongi status zona hijau. Namun, tidak serta merta peserta didik masuk sekolah seperti biasa. Ada protokol kesehatan covid 19 yang harus dipatuhi oleh peserta didik maupun pendidik. Mulai dari pengecekan suhu tubuh setiap pagi sebelum masuk ke kelas. Pembagian APD dari pemerintah kabupaten Pangandaran menjadi faktor utama keterlaksanaan pembelajaran tatap muka di kabupaten Pangandaran. Setiap peserta didik mendapatkan 1 buah face shield, 1 buah masker, dan 1 buah hand sanitizer. Jadwal belajar pun diubah sesuai dengan kondisi saat pandemi. Peserta didik tidak berangkat ke sekolah setiap hari, karena ada pemisahan kelas yang tadinya rata-rata 30 orang, dibagi menjadi 2 kelas sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung, peserta didik tetap dapat saling menjaga jarak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun