Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Sanyyatul Rohma Ahfa, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, 2022.
Sistem Pendidikan Nasional ada dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Nomor 1, yang memiliki peran berbeda di Indonesia dalam bidang fisika dan juga terdapat cara tersendiri dalam mencapai tujuan pendidikannya. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa peserta didik tidak mengenali dan kemudian menciptakan masalah bukan menyelesaikan permasalahan. Oleh karena itu, keterampilan fisika masih lemah dan sebagian besar peserta didik tidak dapat mempelajari apa yang telah dipelajari dan bagaimana menerapkan pengetahuan ini, dan akibatnya peserta didik tidak pandai mengembangkan keterampilan dalam berpikir kritisnya. (Mariana, Erni., Sukarmin., dan Cari., 2017). Agar peserta didik khususnya di tingkat sekolah akhir dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya, maka perlu dikembangkan bahan ajar yang mendukung pembelajarannya.
Pembelajaran di sekolah berkembang pesat hari ini, di mana kita memiliki dunia di ujung jari kita. Di mana kemajuan teknologi yang pesat terus berlanjut dan keterampilan kelas mengubah pendidikan menjadi lebih efektif. Jadi dengan cara apa peserta didik bisa menjadi kritis? Untuk membantu peserta didik belajar dan juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis di seluruh sekolah?
Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Kegiatan pembelajaran meliputi kemampuan untuk meneliti dan menemukan sesuatu yang spesifik dalam materi sehingga peserta didik dapat mengembangkan pengamatannya. Pembelajaran ini menekankan pada proses penemuan dan pengembangan, peningkatan keaktifan peserta didik dalam belajar dan dalam meningkatkan potensi peserta didik, sehingga nantinya mampu dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dimana materi yang didasarkan pada model pembelajaran berbasis inkuiri ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan berpikir kritis yang mana materi tersebut dikombinasikan dalam lembar kegiatan peserta didik (LKPD), termasuk kegiatan eksperimen yang disajikan sesuai dengan model pembelajaran inkuiri ini.
Menurut Marie (2020), pembelajaran inkuiri adalah proses dimana guru menyajikan materi kepada peserta didik. Peserta didik kemudian menyerap materi, mengevaluasinya, menanyakan materi, mengklasifikasikan mana yang benar dan mana yang tidak berdasarkan penelitian, kemudian belajar untuk mengembangkan pengetahuan tersebut dan membagikan apa yang telah dipelajarinya. Sedangkan menurut Kardi (2013), pembelajaran inkuiri dipandu melalui lima fase pembelajaran:Â
1) mengidentifikasi pertanyaan atau masalah,Â
2) membuat hipotesis,Â
3) memperoleh data,Â
4) menguji hipotesis, danÂ
5) merumuskan generalisasi.Â