Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mengajarkan ilmu kepada peserta didik tanpa membatasi dan memandang jenis kelamin. budaya, ras, kelas sosial, dan agamanya. pendidikan ini mengajarkan kepada peserta didik untuk mengerti dan dapat menerima perbedaan kebudayaan sebagai suatu keniscayaan. Keberagaman budaya tersebut bisa memengaruhi tingkah laku, pola pikir, dan sikap manusia yang berbeda-beda.Â
Terjadinya pergesaran moral dan tingkah laku, konflik yang dilatarbelakangi oleh perbedaan agama, budaya, dan aspek kultural lainnya membuktikan bahwa Indonesia belum berhasil menerapkan pendidikan multikultural secara utuh, merata, dan maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah kesenjangan akses dan mutu pendidikan di Indonesia itu sendiri. Kurangnya mutu tenaga pendidik juga menjadi salah satu permasalahan utama dalam pengajaran pendidikan multikultural (Nugraha, 2020).Â
Pendidikan karakter juga menjadi salah satu urgensi di Indonesia. Masyarakat Indonesia sekarang mengalami krisis moral yang berakibat langsung kepada perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah peran daripada pendidikan karakter, memperbaiki pola kehidupan yang buruk demi menjaga kelangsungan kehidupan bansa menuju arah yang lebih baik. Upaya untuk mewujudkan kehidupan berkarakter tidak cukup dilakukan hanya dengan pembelajaran yang dilakukan dalam instansi pendidikan, melainkan diperlukan tindakan nyata berupa contoh dari guru dan orang tua.
Keteladanan merupakan aspek utama dalam menjalankan pendidikan karakter, mengingat bahwa pendidikan karakter merupakan wujud dari kepribadian yang harus dilakukan diperbuat dalam aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen harus saling menyatu dan membantu mewujudkan pola perilaku yang berkarakter sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia.Â
Terdapat tiga fokus utama urgensi pendidikan karakter, antara lain :
Pendidikan karakter harus berorientasi pada proses pendidikan
Keteladanan dan membiasakan  perilaku dalam kehidupan sehari-hari
Konsistensi dalam melakukan upaya peningkatan moral
Agar dapat mewujudkan ketiga fokus tersebut, diperlukan strategi atau pola yang tepat dalam waktu yang cukup. Pendidikan tidak bisa dilakukan secara instan dan parsial, pendidikan karakter harus dilakukan secara bertahap dan berangsur-angsur dengan mengutamakan perubahan sikap dan perilaku sesuai dengan keadaan lingkungan yang ada. Pemilihan strategi yang digunakan diharapkan dapat berjalan secara tepat dan efektif sejalan dengan prinsip pendidikan karakter sehingga dapat meningkatkan kualitas sdm. Kompetensi afektif dan psikomotorik yang lebih diutamakan kepada siswa, agar lebih memahami dan dapat mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan karakter dengan mudah (Santoso et al., 2020).
  Sumber : jember.jatimnetwork.com