sumber: www.perpustakaan.peradaban.ac.id
Â
Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Navida Rizkina, UNJ 2022
Pendidikan karakter merupakan suatu usaha manusia secara sadar dan terpola untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna menciptakan karakter pribadinya sehingga bisa menjadi individu yg berguna bagi diri sendiri dan lingkungannya (Ruminten & Mastini, 2019). Pendidikan karakter merupakan sebuah tanggung jawab bersama, baik sekolah (guru), maupun keluarga (orang tua). Dengan kebijakan pembelajaran jarak jauh, peran orang tua dalam mendampingi kesuksesan belajar anak selama di rumah menjadi sangat penting.
      Pendidikan karakter bukanlah hal yang baru pada sistem pendidikan di Indonesia. Saat ini urgensi pendidikan karakter kembali menguat & menjadi bahan perhatian sebagai respon atau problem terutama kemerosotan moral peserta didik (Nuwa & Gisela, 2020). Telah menurunnya kualitas moral, etika, dan karakter anak dalam sistem pendidikan di masa pandemi seperti ketidakdisiplinan, ketidakjujuran, ketidaksopanan, etos kerja (belajar) yang rendah dan penuturan bahasa yang kurang baik pada anak didik di jenjang pendidikan menengah adalah problem yang sering muncul. Hal ini mengikis watak warga Indonesia yang umumnya berperilaku santun, bertoleransi, dan tertib terhadap aturan.
       Penulisan artikel ini bertujuan untuk menginformasikan kepada pembaca bahwa peran orang tua sangat penting dalam membangun pendidikan karakter bagi anaknya. Faktor biologis atau bawaan dari orang tua tersebut akan sangat mempengaruhi karakter anak. Nilai yang diinternalisasi anak akan mendorong anak untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam tingkah laku. Semoga dengan artikel ini, orang tua dapat lebih serius dalam menanamkan pendidikan karakter pada anak. Sehingga anak menjadi pribadi yang maju, mandiri, dan kokoh dalam menggenggam prinsip.
Lalu, apa saja peranan orang tua dalam pembentukan karakter pada anak? Peranan orang tua dalam pembentukan karakter pada anak meliputi:
Orang tua sebagai pendidik (Edukator)
Selama pandemi Covid-19 ini pembelajaran dilakukan dirumah menjadikan orang tua menggantikan peran guru di sekolah. Anak-anak jenjang pendidikan dasar, misalnya, belum mempunyai pengendalian diri sehingga dalam proses belajar dari rumah harus senantiasa dibantu seorang guru yang dalam hal ini adalah orang tua dalam proses transfer of knowledge (transfer pengetahuan) dan transfer of value (transfer nilai).
Orang tua sebagai fasilitator