Mohon tunggu...
Vina Rizkawati
Vina Rizkawati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengolah Hasil Budidaya TOGA Menjadi Jamu Saintifik sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 di Kelurahan Rawamangun Jakarta Timur

30 November 2022   09:37 Diperbarui: 30 November 2022   09:49 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Pemaparan materi kepada wargal (dokpri)

Covid 19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 atau dikenal dengan corana virus yang dapat mengakibatkan pneumonia, kegagalan multiorgan, dan kematian. Oleh karena itu diperlukan upaya alternatif untuk meningkatkan sistem imun tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi virus dalam tubuh. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberdayakan masyarakat Kelurahan Rawamangun, Jakarta Timur untuk membuat dan mengkonsumsi jamu herbal yang mempunyai potensi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu juga meningkatkan peran dan fungsi perguruan tinggi, relawan Covid 19, dan aparatur desa dalam mempercepat dan memperluas adopsi inovasi pembuatan jamu herbal untuk mendukung pemerintah dalam memutuskan rantai penyebaran covid 19.

Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal. Hal ini disebabkan karena jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah. Obat Herbal harus berasal dari tumbuhan (nabati) misalnya jahe, temulawak, kunyit, bawang putih, ginseng dan lain-lain. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing, empedu ular, atau tangkur buaya. Seringkali kuning telur ayam kampung juga dipergunakan untuk tambahan campuran pada jamu gendong.

Jamu biasanya terdiri dari berbagai jenis tanaman herbal dan rempah pilihan yang murni diambil dari saripati tumbuhan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan, tanpa ada campuran bahan kimia buatan (sintetis). Jamu tradisional tidak kalah manfaatnya dengan obat-obatan di apotek. Malah, jamu tradisional lebih alami dan bisa turut serta merawat warisan bangsa kita

Gambar 2. Dokumentasi dengan wargal (dokpri)
Gambar 2. Dokumentasi dengan wargal (dokpri)

Bersama mahasiswa mahasiswi Program Studi Biologi Universitas Negeri Jakarta dalam program terintegrasi KKN, keberhasilan melaksanakan rangkaian kegiatan PKM ini menunjukkan bahwa peserta sangat antusias dalam mengikuti seluruh kegiatan. Peserta kegiatan sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai jenis-jenis, manfaat, dan teknik budidaya tanaman rimpang tetapi masih terbatas. Evaluasi keberhasilan program dilakukan dengan post-test kepada peserta setelah dilakukan ceramah, diskusi, dan praktik. Program ini tergolong berhasil karena adanya peningkatan pengetahuan dasar mengenai teknik budidaya tanaman rimpang dengan nilai post-test di atas 60 dan kegiatan praktik berlangsung dengan baik.

Gambar 3. Produk jamu herbal (dokpri)
Gambar 3. Produk jamu herbal (dokpri)

Pengolahan hasil budidaya tanaman rimpang menjadi produk bernilai ekonomi tinggi seperti jamu juga berhasil dilakukan. Terdapat beberapa jenis jamu yang berhasil dibuat yaitu beras kencur, kunyit jahe, telang sereh, dan lain-lain. Seluruh peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi pada saat melakukan praktik langsung. Diharapkan hasil olahan budidaya tanaman rimpang berupa jamu herbal ini dapat dikomersilkan sehingga dapat mendukung perekonomian masyarakat Rawamangun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun