Selain itu, penelitian yang dilakukan terhadap cumi-cumi kerdil di Jepang menunjukkan bahwa cumi-cumi juga menggunakan tinta dalam penangkapan mangsa.Â
Lagi-lagi cara penggunaan tinta yaitu sebagai pengalih perhatian atau sebagai semacam layar hitam untuk bersembunyi agar cumi dapat menangkap mangsa secara tiba-tiba sebelum mangsa dapat kesempatan untuk melarikan diri. Mekanisme andalan inilah yang membuat cumi-cumi berhasil memenangkan Hunger Games di lautan kita.
Namun, apakah tinta cumi sebatas mekanisme pertahanan untuk sang cumi itu sendiri? Apakah ada lagi kegunaannya bagi spesies lain? Seperti yang sudah dikatakan, walaupun tinta cumi memiliki beragam fungsi, tinta tidak beracun bagi hewan laut manapun. Ditemukan juga bahwa tinta tersebut aman bagi manusia sehingga dapat dimanfaatkan untuk banyak hal.Â
Di industri makanan, tinta cumi cukup terkenal sebagai campuran bahan makanan seperti pembuatan nasi hitam, saus, dan lain sebagainya. Pada dunia seni dan budaya, tinta cumi juga digunakan sebagai tinta warna dalam melukis dan menulis karena warnanya yang pekat dan tahan lama. Bahkan, tinta cumi kerap digunakan sebagai komponen dalam pembuatan beberapa kosmetik untuk mata (eye make-up), yang tergolong berkelanjutan dan ramah lingkungan.Â
Namun, yang belum banyak diketahui oleh masyarakat umum yaitu penggunaan tinta cumi dalam pembuatan obat-obatan. Banyak sekali hewan laut yang memiliki senyawa kimia yang jika di ekstraksi, memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa sebagai anti-kanker, anti-mikrobial, dan lain sebagainya. Cumi-cumi tidak terkecuali.Â
Penelitian menemukan bahwa ekstrak tinta cumi memiliki khasiat-khasiat antara lain sebagai anti-mikrobial, anti-kanker, anti-retroviral (melawan virus), anti-hipertensi, anti-ulcerogenik (mencegah sariawan sepanjang saluran pencernaan), anti-inflammasi, anti-oksidan, dan juga untuk meningkatkan sistem imun dalam proses pembuatan sel darah. Ternyata, strategi pemenang Hunger Games ini amat bermanfaat bagi manusia, bukan?
Oleh Clara Alverina S., Meutia Safira F., dan Vincentia PriscillaÂ
Sumber:
- Derby, C. D. 2014. Cephalopod Ink: Production, Chemistry, Functions, and Applications. Marine Drugs12: 2700---2730 Â
- Kastawi, Yusuf. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang: UMM
- Sato, Noriyosi, et al. 2016. Japanese pygmy squid (Idiosepius paradoxus) use ink for predation as well as for defence. Marine Biology163 (3): 1---5
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI