Hai Sobat Kompasiana... Ini artikel ke dua yang saya tulis. Kali ini saya akan mebahas mengenai kunci menikmati hidup. Banyak orang2 yang tidak menikmati hidup dan mereka cenderung ingin mengakhiri hidupnya dengan berbagai cara seperti bunuh diri yang marak dilakukan di pusat perbelanjaan.
Kali ini saja mengajak untuk menyimak suatu cerita yang saya alami sendiri dalam hidup saya. Tiap pagi saya pergi ke kantor dengan menggunakan angkutan umum yang sering kita gunakan yaitu Bus Transjakarta. Saya bertemu dengan seorang ibu dan anak. Ibu dan anak itu saja jumpai dari halte pertama saya naiki dan kita turun di halte transit yang sama. Saya melihat anak dan ibu itu, ibu itu menjaga anaknya dengan sangat telatent. Akhirnya kita menaiki bus yang sama dari halte transit. Halte demi halte saya lewati bersama anak dan ibu tersebut serta para penumpang yang menaiki bus itu.
Sampai 6 halte setelah halte transit, anak dan ibu itu berhenti. Sejenak saya berpikir... Kenapa ibu itu menyekolahkan anaknya sampai jauh sekali. Padahal banyak sekolah2 nasional yang ada. Saya berpikir mungkin ibunya ingin menyekolahkan anaknya di sekolah yang berkualitas sangat baik sehingga dia rela untuk tiap pagi mengantarkan anaknya ke sekolah di daerah yang jauh sekalipun. Saya rasa itu perjuangan seorang ibu yang benar2 spektakuler!
Setiap hari kerja saya selalu berpapasan dengan ibu dan anak itu baik di halte transit maupun dari halte pertama ketika saya menaiki bus Transjakarta. Suatu saat ada kejadian yang diluar dugaan. Koridor Busway yang biasa saya naiki tidak beroperasi dan kemudian saya berpapasan dengan ibu dan anak itu. Saya melihat ibu itu menyilangkan kedua jarinya di depan anaknya. ketika itu terpikir bahwa anak itu mempunyai suatu kelainan. Dalam pikiran saya mungkin anak itu bisu.
Mulai dari kejadian itu, saya mulai ingin mencari tau dimana anak itu bersekolah dan rasa ingin tahu begitu mendalam. Tapi semakin saya berusaha terasa makin sulit saya tahu jawabannya. Saya hanya bisa menahan rasa ingin tahu saya.
Setelah beberapa minggu akhirnya saya bertemu kembali dengan anak dan ibu itu. Dan pada hari itu juga saya langsung tau apa yang sebenarnya yg ingin saya ketahui. Ternyata anak itu bersekolah di salah satu sekolah Tuna Rungu. Saya melihatnya dari simbol baju yang dikenakan anak itu. Sungguh tersentuh hatiku. Terlihat ibu itu sangat menyayangi anak itu dan merawat anak itu dengan baik sekali. Ini cinta Ibu untuk seorang anaknya.
Dari kejadian ini, yang saya ambil adalah kita harus menikmati hidup kita dengan cara BERSYUKUR! Bersyukur atas segala sesuatu yang telah kita punya. Hidup itu hanya sekali dan harus kita gunakan sebaik-baiknya. Lekaslah bangun dari kegagalan, bangkitlah dari segala kesedihan dan gunakan waktu dengan sebaik mungkin. Perlu kita sadari segala sesuatu akan indah pada waktunya.
Yuk, marilah kita belajar bersyukur atas segala sesuatu yang telah kita miliki sekarang ini. Jangan biarkan ambisi kita membuat kita menjadi tidak menghargai hidup kita dan mulailah belajar dari segala pengalaman yang telah ada.
Semoga artikel ini membuat kita makin mensyukuri hidup kita ya :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H