Ihsan (17) bukanlah seorang remaja yang spesial. Tapi saya mengakui semangatnya. Dia memang tidak sepandai Nico dan Rita, teman sebayanya, yang sering mendapat kesempatan untuk mewakili sekolahnya dalam lomba kreativitas remaja. Ihsan tidak habis pikir, seolah-olah mereka berdua selalu mendapatkan jalan mulus yang begitu lancar lolos seleksi dan dikirim kemana-mana.
Tetapi Ihsan tidak terpengaruh keadaan. Dia selalu membaca banyak buku, menulis, mengikuti kompetisi, semua dia lakukan sendiri. Meskipun sering gagal, remaja berbadan tegap dengan rambutnya yang pendek ini terus berkarya. Menurutnya, karya yang setiap hari dia ciptakan adalah anugerah.
Ada kabar lagi, kedua temannya sedang berada di Jogja. Kok bisa? Untuk apa lagi selain hal-hal yang berhubungan dengan kompetisi remaja. Mereka mendapat kesempatan untuk mempresentasikan karya ilmiah remaja. Topiknya adalah tentang "Perkembangan Kota Melalui Sejarah dan Kearifan Lokal". Hei! Ihsan bisa lebih baik dari mereka! Remaja ini cerdas. Dia pun tidak berkomentar. Dia mengambil jalan lain untuk menyalurkan bakatnya itu. Tuhan Maha Adil. Tuhan memberinya kesempatan lebih baik dari Niko dan Rita. Kegigihan, semangat, dan keikhlasannya dalam berkarya mempunyai nilai tersendiri. Bahkan dia begitu berharga, seorang remaja tetapi bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Dia sebetulnya punya banyak bekal. Niko dan Rita bisa saja lolos seleksi dan bertanding meraih kemenangan, tetapi yang mereka dapat hanya sementara. Wawasannya mungkin saja dangkal.
Ihsan adalah remaja yang tertarik dengan geografi, tetapi dari hasil usahanya itu, dia sekarang bisa mengerti masalah-masalah komunikasi, psikologi, politik, bahkan sains! Hal itu dia dapat dari banyaknya buku yang telah dibacanya di perpustakaan kota. Dia sesungguhnya tidak tertinggal dari kedua temannya. Malah, Tuhan memberikan lebih banyak waktu kepadanya untuk terus belajar dan mendalami lebih banyak ilmu. Apalagi Sang Pencipta lebih menyukai hamba-Nya yang berilmu, selain beramal salih.
Beberapa dari kita mungkin pernah merasakan seperti apa yang dirasakan Ihsan, tentu dengan masalah yang berbeda-beda. Yang kita perlukan jika menghadapi masalah seperti ini adalah dengan tetap selalu bersyukur dan tidak mengeluh. Yakinkan bahwa Yang Maha Kuasa selalu menjagamu dan mencintai hamba-Nya. Ketika kita dihadapkan pada sesuatu yang tidak nyaman di hati, sebetulnya Tuhan telah menyediakan "kotak-kotak berkah" lain. Saat ujian ini dihadapi dengan bijak, "kotak-kotak berkah" itu akan terbuka untuk kita. Ibaratnya, kita nanti bisa mencairkan cek-cek dengan uang yang banyak sekali. Jadi, jangan kaget kalau saat kita ditimpa masalah, dan bisa kuat dan tabah, kesempatan-kesempatan di luar itu akan terbuka lebar. Siapa tahu, Ihsan yang suka dengan masalah geografi ini malah menang di kejuaraan sains karena kemampuannya memaknai dengan sudut pandang yang unik dan baru. Di jaman seperti sekarang ini, banyak orang membutuhkan hal-hal yang baru dari para pemikir yang unik. Ada banyak hal yang kita dapat dari berbagai rintangan, godaan, dan hambatan lainnya. Perang dengan cara gerilya banyak menghasilkan kemenangan daripada yang terang-terangan menggempur benteng yang kokoh dan tinggi. Langsung saja ke jantung pertahanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H