Beberapa hari ini adalah momen yang special. Kita telah mengalami perpindahan, yaitu membuka awal tahun yang baru. Bagi anak-anak, mereka merasakan nikmatnya liburan sekolah. Adanya beberapa musibah mengingatkan kembali tentang pentingnya selalu dekat dengan Sang Pencipta. Senin depan, semua telah beraktifitas seperti biasa. Anak-anak ke sekolah dan orang tua kembali bekerja. Beberapa dari kita mungkin cemas karena dihadapkan pada rutinitas lagi. Lalu, bagaiman menghadapinya?
.
Tunjukkan Semangatmu
Langkah yang sebaiknya dilakukan pertama adalah fokus pada diri. Apabila diri kita dalam kondisi yang baik, dunia akan terasa menyenangkan. Cara untuk memotivasi diri adalah dengan menciptakan tampilan tubuh ini dapat memotivasi. Ingham (2006: 20) mengatakan bahwa mngubah fisiologi berguna untuk mengubah keadaan. Menurutnya, orang depresi terlihat lunglai, nafas pelan, menunduk, dan tidak senyum. Oleh karena itu, kita harus memciptakan diri yang termotivasi, yaitu dengan menunjukkan postur yang tegap, energik, fokus, dan senyum. Selain fisiologi, mental juga perlu dimotivasi. Hal ini berkaitan dengan proses berpikir individu. Terdapat dua hal, yaitu self talk (berbicara pada diri) dan gambaran mental yang terbentuk konstan dalam benak anda (Ingham, 2006: 21). Seluruh aspek ini sebaiknya seimbang dengan memberi energy-energi positif secara fisik dan mental. Secara individu, anda telah menciptakan kepribadian yang siap dan mantap.
.
Tumbuh dan Belajar
Kita, dalam perjalanan hidup ini, sebetulnya sedang dalm proses bertumbuh dan belajar. Akhir-akhir ini adalah musim hujan. Lihatlah air dari tetesan hujan itu. Coba maknai momen ini. Mereka membantu tunbuhan yang ditetesinya tumbuh subur. Tumbuhan itu juga sebetulnya sedang belajar. Ya, belajar untuk tumbuh, menyesuaikan sekitarnya dan mempercantik kebun kita. Tumbuh dan belajar ini adalah pengalaman yang sehat dan normal karena perlu proses yang kadang menyakitkan, lamban, bahkan mengerikan (Swindoll, 1987: 13).
.
Tetap Tenang
Oei (1986) dengan tulisan-tulisan konfusius-nya, memberi saya banyak pelajaran. Pribadi-pribadi di Bumi harus punya sikap tenang. Ketenangan menghasilkan ketentraman, lalu tercipta hidup sentosa. Kembalilah beraktifitas dengan penuh semangat. Jangan terpengaruh dengan keadaan atau orang lain. Tetap tenang dan pikirkan kebijaksanaan. Konfusius (dalam Oei, 1086: 38)perah berkata “Mungkin ada orang yang sesungguhnya tidak mengerti, tapi ingin ikut-ikut melakukan, aku tidak akan berbuat seperti itu”. Ketenangan adalah representasi dari pengawasan diri, yaitu berhati-hati dalam berusaha mencapai kebajikan, tenggang diri, dan menghargai rencana jangka panjang (Oei, 1986: 39). Aktivitas menuntut ilmu dan bekerja adalah tindakan-tindakan yang baik. Keduanya dibutuhkan agar kita tetap hidup sebagai manusia dengan visi dan misi.
Selamat bekerja!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H