Ketika yang sudah merasa nyaman menyerah ditengah jalan.. Pernah ditinggalkan? Atau meninggalkan..? Tiada yang mengira sampai dimana saat-saat rasa cinta mulai tumbuh seperti mawar yang mulai berkembang ketika musimnya mulai datang, lalu dipatahkan seperti patahnya kaki anak kecil yang mulai bisa berjalan. Akan ada satu yang disalahkan, dan ada satu yang tak pernah puas menyalahkan. Sayang, awalnya memang tak pernah terfikir untuk saling bertolak belakang apalagi untuk saling berhadapan dan bertolak pinggang, namun itulah sifat Tuhan. Maha Penyayang. Tuhan mu tau mana yang pantas dan tidak, mana yang menyangimu demi nama-Nya dan mana yang memilihmu demi ke-egoisannya. Dulu dia menyapamu dengan sapaan manis yang tak pernah kau dengar sebelumnya, menemanimu dengan segala tanya yang membuatmu malu untuk menjawabnya. Tak lama, dia mulai menyapamu dengan sapaan angkuh yang biasa kau dengar dari seorang musuh, menemanimu dengan segala tanya yang membuatmu menangis hanya untuk memikirkan jawabannya. Setahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun, ada yang sampai lima tahun atau lebih? Banyak. Menghabiskan waktu dalam pasrah untuk dilukai, mencuri waktu hembuskan nafas berat dalam pelukan kosong, menangisi yang tak sudi ditangisi, cinta memang begitu. Tak kenal waktu. Apa yang kamu tunggu dari hubungan lama yang tak berdasar, tak di beri jalan ke restu Tuhan, tak juga di beri ruang keseriusan. Apa kamu tunggu sampai Tuhan sadar Dia tak punya banyak waktu untuk menunggumu mencoba menghaluskan yang memang sudah lama kasar.. Ah, umur memang belum seberapa, tapi jika terus dihabiskan untuk memaksakan cinta. untuk apa..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H