Mohon tunggu...
Fitri Vilona
Fitri Vilona Mohon Tunggu... wiraswasta -

Merelakan tak sebegitu berat ketika yakin akan mendapatkan yang lebih baik begitu cepat. Salam hangat, penikmat huruf ♡

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cukup Hatinya yang Terluka, Hatimu Jangan.

19 Oktober 2012   11:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:38 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13506460791937592037

Ketika kamu terluka, ketika itu juga seharusnya kamu sadar bahwa luka itu kau gores sendiri. Tak ada alasan untuk jatuh cinta, tapi kamu harus paham bagaimana akibatnya. Dan tak ada yang menyakitimu sampai kamu tega menyakiti hatimu sendiri. Ada beberapa hal yang sebagian tidak kamu sadari saat mempunyai hal-hal berikut, sampai luka itu membekas dan belum ada yang bisa menggantinya dengan yang pantas.

Mempunyai perasaan lebih kepada orang yang sudah memiliki hubungan. Tak ada yang melarang, hanya saja kadar kemampuan manusia dalam menimbang ego nya berbeda-beda. Kadang mereka jadi lebih tertarik kepada orang yang sudah jelas mempunyai pasangan. Tak ada juga yang bisa menentukan si Ini akan jatuh cinta kepada si Itu, karena semua terjatuh dalam keadaan diluar kontrol kesadaran. Ketika kamu sadar sedang terbelit didalam posisi ini, pastikan kamu mengganti namanya dihatimu dengan nama yang lain.

Membohongi perasaan dengan mengatas namakan sisi kondisi. Semua manusia pasti pernah berbohong, dan semua manusia juga pasti tak ingin di bohongi. Cukup orang lain yang kamu bohongi, dirimu jangan. Membohongi diri sendiri jauh lebih terlihat bodoh dibanding membohongi anak kecil yang belum bisa mengadu. Minimal berusaha untuk tidak berbohong kepada diri sendiri itu sudah jauh lebih baik daripada berharap tidak dibohongi. Karena membohongi perasaan bisa berakibat kehilangan posisi imanmu, jangan bohongi perasaanmu. Ikhlas itu lebih baik.

Terlalu banyak berharap. Berharap adalah salah satu ciri bergantungnya orang yang satu dengan orang yang lain, dari namanya saja sudah tak sedap. Orang tua yang paling mulia pun pernah berharap kepada anaknya, tapi tak seperti harapan pasangan kepada pasangannya. Terlalu berlebih, merencanakan memang urusan kita, tetapi tetap Tuhan yang mempunyai tahta. Perbaiki dirimu, baru kamu bisa berharap.

Pertahankan gengsi, sama saja mempertahankan ego. Sama-sama terlihat cool dan sama-sama menipu diri. Katakan jika memang harusnya ia dengar, dan sembunyikan jika memang harusnya ia faham walau tak mendengar. Gengsi itu orang ketiga yang berwujud kata, kalau hubunganmu pernah hancur karena gengsi, kamu tak sendiri. Karena jutaan pasangan bernasib sama dengamu. Ada yang bisa memaparkan keuntungan dari gengsi? Coba sebutkan.

Berburuk sangka dengan melangkahi kebenaran. Tuhan sengaja menciptakan dosa, agar ada ujian untuk umatnya yang ingin masuk surga. Berburuk sangka menjadi hal yang mudah untuk menimbulkan gesekan-gesekan ‘api’ dalam hubungan. Sebagai ending nya, dengan menyesal dan merasa bersalah karena sangkaan buruk yang jauh dari kebeneran hanya membuatmu semakin malu. Teruslah berburuk sangka, jika mau disebut jomblo sampai ke angkasa.

Hai kamu, ketahuilah bahwa kekuatan dibangun dari setiap proses kesakitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun