Mohon tunggu...
Villyan Sutanto
Villyan Sutanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA Kolese Kanisius

Penyuka Balapan Formula 1

Selanjutnya

Tutup

Balap

Masa Depan Formula 1, Menjadi Formula-E?

24 September 2022   12:50 Diperbarui: 24 September 2022   12:52 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balap. Sumber ilustrasi: PEXELS/Pedro Sandrini

Formula 1 adalah salah satu olahraga balapan yang paling populer di saat ini. Formula 1 merupakan kelas tertinggi dalam balapan mobil "single seaters". Formula 1 dinaungi oleh "Federation Internationale de I'Automobile" (FIA) yang dibuat pada tanggal 20 Juni 1904. Formula 1 juga mulai dikenal pada tanggal 13 Mei 1950 sebagai ajang tertinggi dan mendunia, kejuaraan para pembalap atau "World Driver's Championship" di Silverstone, UK. Mulai 1981 kemudian Formula 1 dikenal sebagai "FIA Formula One World Championship". Formula 1 pertama kali dimenangkan oleh Juan Manuel Fangio dengan mengendarai Alfa Romeo. Juga ada beberapa tim lainnya seperti Mercedes, Ferarri, dan lain-lain yang mengikuti ajang ini, dan masing-masing memiliki kesempatan untuk memenangkan kejuaraan pembalap, atau kejuaraan konstruktor. Hal ini dikarenakan adanya perubahan regulasi di setiap musim F1 yang menyebabkan perubahan terjadi pada mobil. Sehingga tim yang inovasinya lebih efektif bisa melawan tim unggulan di musim sebelumnya.

Ajang Formula 1 mirip sekali dengan pegunungan Alps. Semakin keatas, semakin kecil dan semakin kebawah semakin besar. Artinya semakin kecil kemungkinan untuk masuk Formula 1 apabila dibandingkan dengan Formula 2, 3, dan 4. Tetapi semakin terlihat di mata dunia. Tidak ada yang melihat pegunungan hanya dari bagian tengah kebawah. Tentunya yang paling memancar adalah mereka yang diatas. Mereka yang sudah berada di Formula 1.

Untuk beberapa tahun kedepan yang menjadi masalah dari F1 adalah polusi yang diakibatkannya. Pada saat ini F1 membakar kurang lebih 60-liter bahan bakar selama 2 jam balapan. Walaupun bahan bakar ini memang sudah lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar yang lain, namun tetap menjadi keraguan akan keamanaan terhadap lingkungan. Selain itu juga terpikirkan bahwa F1 akan menjadi ajang yang sepenuhnya menggunakan listrik. Jadi, tidak lagi menggunakan bahan bakar. Tentunya F1 akan sama saja dengan Formula-E dan menyebabkan tidak adanya variasi dalam ajang tersebut. Maka, sangat dibutuhkan perubahan-perubahan regulasi untuk mengurangi polusi-polusi yang dihasilkan.

Samarth Kanal, seorang penulis dari UK untuk F1, dalam sebuah artikel membahas mengenai perubahan peraturan regulasi mesin di ajang F1 untuk tahun 2026 yang mendatang. Artikel tersebut membahas mengenai mesin baru ini tidak akan membakar karbon fosil, membuat mesin tersebut ramah lingkungan. Kemudian energi listrik yang dihasilkan dari rem akan lebih besar dan tenaga yang dihasilkan mesin juga akan lebih besar dari 850 hp ke 1000 hp walaupun menggunakan bensin yang lebih sedikit. Penulis beropini bahwa mesin F1 yang baru ini akan membuat mobil F1 lebih sulit untuk dikendarai. Sehingga akan membutuhkan skill lebih untuk dikendarai. Tetapi hal ini akan menjadikan racing lebih menarik dan lebih menantang kedepannya.

Salah satu artikel lain yang ditulis oleh Kemal Sengul, seorang penulis untuk motorsport.com, mengungkapkan dalam artikel tersebut mengenai pendapat Mario Andretti seorang mantan pembalap F1. Mario Andretti, menilai bahwa F1 melakukan langkah yang tepat untuk mengubah regulasi aerodinamika. Pada tahun ini F1 memperkenalkan mobil dengan ukuran yang lebih besar dan ban yang lebih lebar. Berdasarkan tren yang dilalui dari tahun ke tahun, mobil F1 tahun ini juga mengikuti tren tersebut dimana mobil menjadi semakin berat dan semakin lebar dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan mobil akan lebih efisien dan membuat udara mengalir dengan lebih bersih di lingkungan badan mobil sendiri. Mario Andretti juga menyampaikan kebingungannya mengenai perubahan regulasi ini di beberapa bagian, contohnya di sayap belakang. Andretti menyampaikan ketidak mengertiannya mengapa F1 beralih ke mobil yang lebih lebar dengan sayap yang lebih besar dari beberapa tahun lalu. Hal ini karena baginya, mobil yang terlalu besar akan membuat balapan menjadi kurang menarik di sirkuit yang sempit seperti Monaco dan Jeddah.

Perubahan-perubahan regulasi ini didasari atas keinginan FIA untuk membuat balapan yang lebih adil dengan mengubah aerodinamika, dan bahan bakar yang lebih efisien. Tetapi hal ini tentunya sama saja dengan Formula 1 yang menjadi sama seperti Formula-E. Solusi dari permasalahan tersebut untuk kedepannya adalah Formula 1 dan Formula-E yang dijadikan satu-kesatuan. Kedua ajang tersebut dinaungi FIA yang tentunya pasti bisa dijadikan satu untuk kedepannya karena tentunya Formula 1 akan mengalami perkembangan dan 100% beralih ke tenaga listrik. Hal ini dikarenakan adanya perubahan tujuan dari Formula 1 yang tadinya hanya untuk balapan semata, menjadi sadar akan kerusakan lingkungan. Contohnya dengan bensin yang dibakar, karbon yang dibuang melalui kampas rem yang digunakan, dan sebagainya. Semua ini dilakukan untuk balapan yang lebih ramah lingkungan dan satu-satunya cara untuk membuat balapan yang lebih ramah lingkungan adalah dengan 100% beralih ke tenaga listrik secara penuh, dan atau penggunaan bahan bakar yang sama sekali tidak menghasilkan emisi karbon. Regulasi mesin pada tahun 2026 tentunya akan berdampak besar terhadap emisi karbon yang dihasilkan. Perlu dilihat juga  Maka dari itu, sangat dibutuhkan perubahan pola pikir yang dimiliki oleh para pembalap, para pelaksana fromula 1, dan para FIA.

Penggabungan antara Formula 1 dan Formula-E tentunya akan banyak mengalami ketidaksetujuan dikarenakan contohnya para pembalap yang tadinya berada di Formula-E tidak akan bisa masuk ke Formula 1. Hal ini dikarenakan Formula 1 adalah puncak tertinggi dari balapan. Maka, pembalap lain yang seperti berada di tier kedua setelah Formula 1 sulit mendapat kesempatan untuk masuk ke Formula 1. Tetapi hal ini bisa dikurangi dengan pembuatan tim-tim baru agar bisa ke Formula 1. Perlu juga diperhatikan bahwa ada batasan tertentu untuk tim di Formula 1. Maka, jatah maksimal tim bisa ditambahkan untuk mengurangi ketidakpuasan dari pihak-pihak Formula-E yang merasa dirugikan.

Sumber:

Kanal, Samarth. 2022. "More efficient, less fuel, and carbon net zero -- 7 things you need to know about the 2026 F1 engine regulations." United Kingdom: Formula 1. Diunduh 18 Agustus, 2022 (https://amp.formula1.com/en/latest/article.more-efficient-less-fuel-and-carbon-net-zero-7-things-you-need-to-know-about.ZhtzvU3cPCv8QO7jtFxQR.html).

engl, Kemal. 2022. "Mario Andretti Nilai F1 Tepat Ubah Regulasi Aerodinamika". Jakarta: Motorsport. Diunduh 25 Agustus, 2022 (https://id.motorsport.com/f1/news/mario-andretti-f1-tepat-ubah-regulasi-aerodinamika/8097147/).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun