Baru saja dimulaiÂ
Malam belum usai dan belum waktunya untuk MentariÂ
Suaramu mengawali perasaan ini dan sejak saat itu aku percaya bahwa hati bisa jatuh hanya dengan cara mendengar saja
Sekarang aku sudah menemukan mu
Tepat sekali, ya! Â Kamu
Terimakasih sudah datang lalu memutuskan untuk menetap
Serayak menjaga sekaligus menerangi raga
Terimakasih sudah merasa layak mengisi ruang yang begitu gelap
Aku tahu bahwa banyak tempat terang diluar sana yang lebih pantas buatmu
Aku juga tahu banyak tempat diluar sana yang lebih nyaman buatmu
Apalah arti diriku seorang pribadi sederhana dengan sejuta mimpi bahkan bisa dibilang keegoisan yang menguasai hati
Iya, aku egois karena ingin memiliki pribadimu selamanya.
Aku egois karena ingin bersama denganmu selamanya
Aku egois karena denganmu aku jatuh cinta
Terimakasih sudah hadirkan tawa bahkan canda.
Terimakasih karena tak menghadirkan duka, kesah, atau bahkan kecewa
Karena jujur saja denganmu naluri ini selalu merasa bahagia.
Mungkin ditengah perjalanan akan banyak kerikil, badai yang menerjang pohon yang kita tumbuhkan bersama.
Namun...
Aku tahu bahwa dirimu berusaha membangun kokohnya pertahanan untuk kita.
Aku berusaha agar kau tetap disana tak pindah kemana walupun banyak yang berusaha untuk merebutnya.
Kadang, rasa tak pantas menghatui saat sejenak aku berpikir "siapakah diriku? "
Namun, sekali lagi terimakasih telah memenangkan ku dan mengatakan "tanpamu aku bukan siapa-siapa"
Untukmu, penerangku.