Tidak dapat dipungkiri bahwa kecantikan merupakan hal yang sangat menguntungkan. Dalam kehidupan bermasyarakat kecantikan selalu memainkan perannya secara signifikan baik dalam penilaian, interaksi sosial hingga peluang. Di era homo lookism hal tersebut dikenal dengan istilah "Beauty Privilage" yakni penilaian seseorang yang dilihat berdasarkan fisik dan juga penampilan.
Beauty Privilage seolah memegang peranan yang sangat penting, penampilan dan kecantikan selalu dijadikan prioritas dalam segala hal. Padahal Beauty Privilage tidak selalu mencerminkan kualitas ataupun kepribadian seseorang, pandangan orang terkait visual yang menarik tentunya menciptakan ketidakadilan. Bagaimana tidak? Mereka dengan karakter dan juga kompetensi yang sebenarnya lebih unggul selalu kalah jika bersaing dengan mereka yang memiliki kecantikan dan penampilan menarik. Â Â
Sudut pandang masyarakat yang saat ini menggap kecantikan di atas segalanya menjadi diskriminasi bagi perempuan. Padahal setiap perempuan cantik dengan versinya masing-masing, dengan cara berpakain yang menjadi ciri khas dirinya, dengan postur tubuh dan warna kulit yang tidak dapat dirubah dan harus disyukuri. Kenyataan bahwa kecantikan selalu menjadi prioritas disegala tempat tidak jarang membuat wanita merasa Insecure dengan apa yang telah menjadi takdirnya. Maka sangat lumrah jika di era ini perempuan sangat terobsesi untuk menjadikan dirinya cantik, bukan tanpa alasan mengingat standar kecantikan yang saat ini berkembang di masyarakat adalah putih, kurus, tinggi dan hal-hal yang tidak masuk akal lainnya.
Keuntungan yang dirasakan tentunya juga dibarengi dengan tantangan yang harus dihadapi oleh mereka yang dianggap Beauty Privilage, sebab terdapat tuntutan yang mengharuskan mereka menjaga penampilannya untuk tetap memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh masyarakat. Namun, tantangan tersebut tentunya masih tidak sebanding dengan keuntungan-keuntunngan yang didapatkan. Karena pada kenyataanya mereka dengan kecantikannya akan akan selalu mendapat simpati dari masyarakat.
Penguasaan mutlak Beauty Privilage sangat dapat dirasakan, hal ini bukan lagi fenomena baru yang berkembang luas di lingkungan sosial kita. Oleh sebab itu perlu adanya perubahan mindsed pada masyarakat terutama pada generasi Z, sangat perlu mengubah sudut pandang dan mengupayakan untuk mengurangi ketidakadilan yang disebabkan oleh penampilan, dengan begitu setiap perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan tidak bersaing pada kecantikan, melainkan pada potensi yang mereka miliki.
Vilia Ariana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H