Mohon tunggu...
Vlar Lantang
Vlar Lantang Mohon Tunggu... wiraswasta -

Laki laki anak nagari ,di Ujung Barat Sumatera Barat (Padang ) Aia Bangih Nama Nagari nya..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tidak Pake Lama, Efek Kenaikan BBM Positif, Masyarakat yang Menggunakan Pertamax Meningkat

23 November 2014   22:19 Diperbarui: 20 April 2016   07:34 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat masih banyak  kelompok Masyarakat yang memperotes kenaikan harga BBM lewat demo demo dan sering bertindak anarkisis,apa yang terjadi setelah keputusan Pemerintah mengalihkan subsidi dari konsumtif ke hal hal yang produktif,mengakibatkan harga Bahan Bakar Minyak naik sebesar Rp.2000.(dua ribu ).Terjadi perubahan prilaku konsumen di tengah masyarakat.Banyak kalangan mampu sekarang  yang sudah pindah menggunakan bahan bakar Pertamax cs.

Inilah efek positif yang memang diharapkan oleh Pemerintah dengan menaikan harga BBM Subsidi,bisa menggeser konsumen menggunakan BBM non Subsidi, karena selisih harga antara BBM Subsidi dengan BBM non Subsidi tidak lah begitu banyak,Pertamax dijual pada harga Rp.9.950 /liter, sedangakn BBM Subsidi dengan harga Rp.8.500, sehingga banyak Masyarakat yang mampu sekarang beralih menggunakan Pertamax.

Menurut data dari Pertamina,dalam beberapa hari terakhir ini penjualan Pertamax dan jenis BBM non subsidi lainnya meningkat cukup signifikan. Per hari kemarin data penjualan Pertamax dan Pertamax Plus naik dari biasanya 25.000 kilo liter menjadi naik 34.000 kilo liter/hari,ujar Vice President Fuel Marketing and Distribution PT Pertamina (Persero) Suhartoko, kepada detikFinance, Minggu (23/11/2014). 

"Konsumsi BBM subsidi khususnya premium dalam beberapa hari terakhir pasca kenaikan harga turun dari yang biasanya 82.000 kiloliter (KL) per hari, sekarang hanya 77.000 KL per hari (6%)," ujar Senior Vice President Fuel and Markeing Distribution PT Petamina Suhartoko, kepadadetikFinance, Minggu (23/11/2014).

Meningkatnya konsumsi BBM non subsidi sekitar 36% tersebut salah satunya karena disparitas harga yang makin kecil antara BBM subsidi dan BBM non subsidi. Masyarakat berasumsi, lebih baik membeli BBM dengan RON tinggi seperti Pertamax (RON 92) daripada membeli BBM RON 88, dengan selisih harga yang tak berbeda jauh. Inilah yang sebenarnya akan bisa mengurangi beban Anggaran Belanja Negara, dengan bergeser nya konsumen ke Partamax, maka beban import BBM Subsidi bisa ditekan dan pada giliran nya kan mempengaruhi dan mengurangi beban Neraca Perdagangan yang sekarang dalam kondisi masih devisit.

Perubahan sikap konsumsi Masyarakat yang mampu ini berlaih menggunakan Pertamax, hendaknya tetap akan meningkat seiring dengan makin mengertinya pada pemakaian  Bahan Bakar Minyak yang selektif dan itu baik untuk  perkembangan Ekonomi Bangsa Indonesia. Hanya Pemerintah juga harus bisa dengan cepat mengantisipasi perubahan pola Konsmsi pemakaian BBM Non subsidi ini,dengan menambah SPBU dan voleme persediaan Pertamax di setiap Daerah,karena kalau Masyarakat juga susah mendapatkan Pertamax,maka kemungkinan beralih ke Premium juga makin terbuka.

Tanda tanda positif akibat kebijakan Pemerintah menaikan harga BBM Subsidi sudah terlihat, sekarang bagaimana cara Pemerintah memelihara dan meningkatkan layanan sehingga makin banyak kelompok masyarakat yang memang mampu menggunakan BBM Non Subsidi, Pertamax, sehingga bisa menguntungkan bagi pemakai dan juga Pemerintah.

Memang kadang Revolusi Mental itu di mulai dari sebuah kondisi yang pahit dan banyak tantangan,pelan namun pasti efek positif kenaikan BBM tidak perlu lama lama sudah kelihatan hasilnya.

Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun