Mohon tunggu...
Vlar Lantang
Vlar Lantang Mohon Tunggu... wiraswasta -

Laki laki anak nagari ,di Ujung Barat Sumatera Barat (Padang ) Aia Bangih Nama Nagari nya..

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kompetisi Sia Sia, Akankah diulang dan diulang Lagi?

26 November 2015   21:52 Diperbarui: 26 November 2015   22:30 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak Nurdin Khalid memimpin PSSI ditahun 2003,sudah 12 tahun berlalu,dan perjalanan kisah kasih sepakbola Indonesia,penuh irama dan lenggang lenggok yang sangat mengecewakan.Sampai sampai PSSI bisa di kendalikan dari balik jeruji besi penjara.Baru pertama kali terjadi di Dunia ini,sebuah organasisi sepakbola yang biasa disebut Federasi Sepakbola,organisasi yang besar dalam bidang olahraga di kendalikan dari dalam Penjara.

Apa yang tidak di jalankan atau dilakukan oleh Pengurus PSSI di bawah kepemimpinan Nurdih Khalid,untuk bisa memajukan dan menumbuh kembangkan sepakbola Indonesia.Mulai dari mendirikan klub sepakbola Profesional, dan menjalankan kompetisi reguler yang teratur dan di dukung oleh pendukung pendukung yang banyak dan sangat bersemangat.Dalam sepakbola dimanapun di Dunia ini,sering di sebut slogan dimana sebuah Kompetisi yang baik dan teratur akan dapat menghasilkan pemain pemain yang baik,selanjutnya akan mendatangkan sebuah Tim Sepakbola Nasional yang kuat dan tangguh.

Tapi entah sebab kenapa,sejak PSSI dipimpin oleh Nurdin Khalid sampai sudah 12 tahun ber jalan,kenapa Timnas Indonesia tidak pernah bisa menjuarai sebuah Kejuaraan Resmi tingkat Asia Tenggara.Bahkan Nurdin Khalid dan pasukan nya di PSSI, menempuh cara atau jalan pintas,dengan mendatangkan pemain pemain keturunan Indonesia yang bermain di luar Negeri, yang dikenal dengan Naturalisi.Apa yang ada dalam pikiran Nurdin Khalid dan kawan kawan di PSSI, membuat keputusan Naturalisasi,adalah sebuah bukti bahwa selama mengelola sepakbola Indonesia,ternyata Kompetisi tidak menghasilkan apa yang di harapkan.Kompetisi hanya sebatas hura hura,hiburan belaka,pencitraan semata,pelampiasan ide ide yang tidak berguna.

Kalau dilihat dari fasilitas dan infra struktur,apalagi keuangan,tidak ada yang kurang,semua lancar dan bahkan bisa disebut PSSI sungguh sangat kaya raya.Maklum di belakang Nurdin Khalid ada kelompok besar yang mendukung dan menyokong dana.Namun apa yang bisa di hasilkan oleh sepakbola Indonesia,walaupun pemain pemain Naturalisasi sudah ber gabung dalam Timnas Indonesia,semua sia sia.

Tentu ada yang tidak cocok pada tempatnya, kalau boleh di sebut ada yang salah dalam tatakelola sepakbola Indonesia di bawah kepemimpinan Nurdin Khalid??,

Masyarakat sudah mencoba mengerakan revolusi sepakbola Indonesia,dengan cara mengganti Nurdin Khalid dan kawan kawan di kepengurusan PSSI,namun apalah daya,orang orang atau kawan kawan Nurdin Khalid masih bisa dan bebas ber cokol dalam kepengurusan PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin,dengan semua cara yang bisa di tempuh,baik itu layak atau kurang layak,bahkan tidak layak sekalipun di laksanakan.Pada akhirnya sampailah maksud dan kehendak dari kawan kawan Nurdin Khalid kembali dapat berkuasa penuh,setelah LaNyalla di pilih sebagai Presiden PSSI.

Selama PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin,tidak pernah ada suasana tenang,nyaman dan kondusif,untuk mengelola tatakelola sepakbola Indonesia dengan baik,karena secara terus menerus kawan kawan dari Nurdin Khalid, memberikan perlawanan dan merongrong tatakelola sepakbola Indonesia,dengan tujuan bisa menguasai kepengurusan PSSI.

Selanjutnya Kompetisi reguler di jalankan,dan verifikasi juga di lakukan,tapi apa yang di hasilkan oleh Kompetisi yang di sebut ter jegger,terbaik di Asia Tenggara dan tertata baik,di selenggarakan oleh PT.Liga Indonesia yang sudah banyak pengalaman dan paling mengerti, dan tahu seluk beluk dan masalah sepakbola Indonesia.Semua tidak memberi hasil yang significant untuk Timnas dan prestasi sepakbola Indonesia tidak kunjung membaik.

Sekarang setelah status PSSI di bekukan,dan Kompetisi yang selama ini tidak menghasilkan sebuah kontribusi bagi Timnas,kembali di kehendaki oleh sebagian masyarakat.Pelajaran selama 12 tahun melaksanakan Kompetisi sudah di lihat dan diketahui hasilnya,tapi toh tidak dijadikan sebagai sebuah alat untuk introspeksi diri.Kompetisi akan ber jalan baik dan menghasilkan pemain pemain yang baik dan ber tekhnik tinggi,bila di lakukan dengan penerapan Law Enforcement yang ketat dan di lahirkan dari sebuah rencana yang rapi dan di dukung oleh Klub sepakbola yang sehat dan sudah memenuhi nilai nilai verifikasi FIFA/AFC.
Jangankan Prestasi di tingkat Asia Tenggara atau Piala AFC,malah Kompetisi mendatang hutang gaji,pajak tidak dibayar,Akte Perusahaan belum tuntas,saling bentrok antar suporter,itulah hasil nyata dan fakta di lapangan selam ini.Haruskah ini terulang lagi dan terulang lagi ??.

Kompetisi apapun namanya,entah itu reguler dan siapapun yang menyelenggarakanya,kalau faktor dasar ketaatan pada aturan, serta Verifikasi Klub tidak mengacu pada aturan yang sudah di tetapkan oleh FIFA/AFC,jangan harap akan lahir pemain pemain yang ber kualitas.Apalagi Verifikasi ala PT.Liga Indonesia,yang cendrung terlihat ber main main dengan aturan dari AFC.Sebuah Kompetisi akan menghasilkan ke sia siaan.

Untuk itu,sebaiknya sekaranglah saat nya untuk memulai semua dari dasar dan membangun pondasi yang kokoh ,serta memberi tekanan pada Klub sepakbola Indonesia,agar patuh dan taat pada semua aturan yang ada dan sudah di sepakati bersama.Maka Turnamen adalah satu pilihan yang tepat sambil mengevaluasi semua aspek dalam sepakbola Indonesia.

Salam Garuda Ku,bukan burung Perkutut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun