Sesuai dengan berita yang di muat di detik.com,mengabarkan bahwa banyak perusahaan Aburizal Bakrie yang di sebut sebagai emiten Bakrie,keadaanya saat ini  tercermin pada  harga saham saham nya, sekarang harga saham emiten Bakrie di  pasar Bursa Efek Indonesia,sedang turun drastis.Kemacetan dalam menjalankan usaha membuat perusahaan keluarga Bakrie ini mengalami kondisi yang sangat merugikan investor di pasar saham.
Harga saham emiten Bakrie  antara lain PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).Sekarang di BEI, bernilai seharga Rp.50 (lima puluh )saja, atau sering di sebut 'gocap' .Alangkah prihatin nya perjalanan usaha keluarga Bakrie ini,yang dulu di tahun 2008, pernah berjaya di Pasar Bursa Efek Indonesia.Pada tahun 2008,kala  itu, saham 'Bakrie Tujuh' menguasai lantai bursa. Bahkan sampai muncul plesetan kalau BEI itu singkatan dari Bakrie Efek Indonesia, bukan Bursa Efek Indonesia.Itulah sebuah gambaran betapa sukses nya perusahaan keluarga Bakrie ini di tahun 2008,namun memang tatakelola perusahaan yang tidak tepat dan dengan strategi yang tidak sesuai,maka akibatnya terlihat sekarang ini,harga saham tinggal "gocap " saja.
Aburizal Bakrie yang sekarang masih mengalami atau menaggung hutang pada korban lumpur lapindo,terlihat sudah angkat bendera tidak bisa lagi memenuhi kewajiban dan  melaksanakan kewajiban bayar ,karena kondisi dan perkembangan usaha keluaraga Bakrie tidak lagi sanggup untuk menyediakan dana total hutang sebesar Rp.1.4 T.Hal ini secara terang benderang di ungkapkan oleh Direktur Utama PT Minarak Lapindo Jaya Andi Darusalam Tabusala, sebagai perwakilan grup Bakrie.Andi Darussalam Tabulasa mengatakan "Kami akan patuhi putusan pemerintah, opsi apa pun itu, kami tunggu Perpres dari Presiden Jokowi, tapi kalau disuruh bayar sekarang, harus kita akui bahwa kami tidak sanggup sekarang, melihat situasi perdagangan keluarga Bakrie, bukan rahasia kalau Grup Bakrie sekarang mencoba bangkit kembali," ujar ADS.Sumber
Namun semua itu tidak membuat ARB mengurangi ambisi nya di dunia Politik,karena memang kerugian di bursa saham tidak akan di alami oleh ARB sendiri,tapi di rasakan oleh semua pemegang saham.Untuk itulah ARB tidak ragu ragu kembali memegang komandan Partai Golkar masa periode 2015 -2019 setelah di pilih secara aklamasi di MunasPartai Golkar di Bali.Hanya saja kewajiban sosial dan masih jadi tanggung jawab perusahaan keluarga Bakrie untuk melunasi kewajiban korban lumpur Lapindo,seharusnya di utamakan.Sudah selama 8(delapan ) tahun PT.Minarak Lapindo Jaya,belum sanggup menyelesaikan kewajiban nya,ditambah harga saham perusahaan keluarga Bakrie di BEI Jakarta cuma di hargai "gocap " tidak menyurutkan ambisi seorang ARB di kancah politik.Itulah realita dalam kisah hidup ARB sekarang.
Apa semua hal hal diatas tidak membuat ARB berpikir ulang untuk kelangasungan hidup Partai Golkar di masa 5 lima )tahun ke depan.Kepercayaan rakyat adalah hal yang harus di rebut oleh semua Partai Politik,dan Partai Golkar dengan Ketua ARB akan kah nanti akan sukses atau malah sebaliknya,bersamaan dengan kondisi perusahaan keluarga Bakrie...???
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI