[caption caption="http://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/logo-piala-presiden-_150814092645-778.jpg"][/caption]
Pertandingan sepakbola Turnamen Piala Presiden 2015 yang diselenggarakan pada tangal 30 bulan Agustus dan berakhir pada tanggal 17 Oktober 2015,menghasilkan Persib sebagai Juara setelah mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 2-0.Turnamen Piala Presiden di laksanakan untuk menjaga agar gairah sepakbola indonesia tidak berhenti,setelah status PSSI di bekukan oleh Menpora.Sedangkan bertindak sebagai penyelelenggara pertandingan adalah Mahaka Sports.
Selama Turnamen berlangsung sejak dari babak penyisihan sampai grand final di GWK,semua terlaksana dengan baik dan lancar,kalau pun ada masalah yang timbul,tidak lah sampai menggangu jalan nya pertandingan dan itu bisa secepatnya di selesaikan.Seperti yang terjadi saat Bonek FC melawan Sriwijaya FC,pada pertandingan leg kedua babak delapan besar Piala Presiden 2015.
Sesuai dengan kehendak Presiden Joko Widodo,agar penyelenggaraan Turnamen Piala Presiden dilaksanakan dengan baik dan laporan keuangan yang di audit untuk memastikan azaz tranparancy bisa di terapkan,sehingga bisa di ketahui oleh publik.Audit dan penerapan azaz tranparansi ini sangat penting,karena selama ini,belum pernah ada satu laporan pertandingan sepakbola tingkat Nasional,baik itu kompetisi,maupun Turnamen yang membuat laporan keuangan yang terbuka,setelah di audit oleh auditor terpercaya.
Kemudian dengan adanya laporan audit dan laporan keuangan ini,memberi sebuah kepercayaan masyarakat terhadap sepakbola, yang nota bene nya adalah olahraga yang mempunyai peminat terbanyak di Indonesia.Selanjutnya sepakbola akan menjadi tontonan yang bisa di percaya dan pada giliranya akan menumbuh kembangkan antusias masyarakat untuk mendatangi stadion untuk menonton pertandingan sepakbola.Ujung ujung nya adalah kebangkitan sepakbola dan meningkatnya pendapatan yang diterima.
Sebagai penyelenggara Turnamen Piala Presiden,maka pada hari Selasa tanggal 5 Januari 2016,perwakilan Mahaka Sports yang di wakili pada Erich Tohir,(Ketua Organizing Committee), Maruarar Sirait (Ketua Steering Committee) serta perwakilan dari Price Waterhouse Coopers (PWC) Indonesia selaku auditor independen turnamen Lok Budianto.Melaporkan hasil audit piala Presiden di Istana Negara,dimana hasil audit, yang sudah di audit oleh Price Waterhouse Cooper dengan hasil "Wajar Tanpa Pengecualian" atau WTP.
Untuk laporan keuangan,total dana yang masuk ke kas turnamen seluruhnya berjumlah Rp 45 miliar. Dari jumlah tersebut, penyelenggara sudah menyetorkan uang ke kas Negara sebesar Rp.6 (enam )Milyar yang terdiri dari Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai ( PPH dan PPN ).Sungguh sebuah angka yang besar ,hanya hasil dari sebuah Turnamen,apalagi kalau hasil dari sebuah kompetisi yang di selenggarakan selama satu tahun,tentulah uang yang masuk ke kas Negara makin besar.
Itulah yang dikehendaki oleh Pemerintah Indonesia,agar PSSI bisa bersikap terbuka,mau di audit oleh auditor terpercaya,sehingga akan dapat diketahui semua hal keuangan,sesuai dengan keputusan Komisi Informasi Pusat (KIP),bahwa PSSI adalah badan publik dan wajib melakukan transparasi anggaran.Namun PSSI tidak bersedia melaksanakan keputusan KIP,dan melakukan gugatan ke Pengadilan Tinggi ,hasilnya gugatan PSSI di tolak.Maka tidak lah salah kalau Pemerintah sungguh serius untuk mereformasi PSSI.
Selanjutnya masih ada sisa uang sebesar Rp.1,5 (satu setengah ) Milyard di kas.Sesuai arahan dari Jokowi, dana itu akan disimpan dalam kas dan bisa digunakan jika nanti ada turnamen Piala Presiden selanjutnya. "Mungkin di kemudian hari ada Piala Presiden lagi, saya belum tahu, masih menunggu arahan beliau," ujar pemilik klub Inter Milan tersebut.
Kemudian ada berita dari Ketua Steering Commitee (SC) Piala Presiden 2015, Maruarar Sirait,bahwa Turnamen Piala Presiden menurut rencana akan di gelar lagi pada tahun 2016,dengan menyesuaikan waktu yang tepat.
Kalau saja PSSI sejak dari dulu,melakukan hal hal seperti diatas,transparan dan diaudit,maka sudah berapa banyak uang yang bisa di setor ke kas Negara yang berasal dari Pajak pajak yang berasal dari Pihak penyelenggara Pertandinga,dari Perusahaan pemilik Klub,Pajak Pendapatan Pemain,apalagi pajak pemain Asing,tentu lah sangat ber arti bagi Bangsa dan Negara Indonesia.Pendapatan pajak dari sepakbola ini,akan bisa menjadikan sumber penerimaan Negara,dimana Pemerintah saat ini berusaha untuk bisa meningkatkan penerimaan Negara dari sektor pajak.Inilah yang menjadi salah satu syarat yang di ajukan oleh Menpora untuk bisa mencabut status pembekuan pada PSSI.