Sanjeevan Balasinggam , Direktur Hubungan Internasional dan Integritas Olahraga di Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), pernah menjadi semacam konsultan untuk Liga SuperIndonesia saat kompetisi itu dicap ilegal oleh PSSI sekitar 2012 lalu. Keberadaan seorang pengurus konfederasi bola Asia di liga yang tak resmi itu, jelas memantik kecurigaan. Itu juga sekaligus menjadi salah satu alasan kubu reformis menuding AFC tidak netral dalam menyelesaikan konflik di tubuh PSSI.Sumber
Seharusnya sebagai badan Konfederasi Sepakbola Asia, peran dan fungsinya AFC adalah sebagai supervisi dan controler untuk dapat memberi ke damaian dan kelancaran serta mendukung sebuah organisasi yang sudah secara Sah di akui oleh FIFA, di setiap Negara Anggotanya.Melaksanakan semua isi statuta dan menjamin berjalannya aturan dan hukum di sepakbola di Asia.Namun sikap yang ditunjukan oleh Pejabat penting AFC diatas ,malah telihat bertolak belakang, peran yang dimainkan oleh seorang pejabat Direktur Hubungan Internasional dan Integritas AFC,ikut serta turut masuk dalam pusaran kisruh sepakbola Indonesia ,dan itu melanggar sebuah aturan yang di tetapkan oleh FIFA sendiri.Tapi karena ada kepentingan maka itu semua berlalu bergitu saja.Bukankah isi dari Statuta FIFA, melarang pejabat sepak bola behubungan dengan liga illegal??
Inilah sebuah awal dari timbulnya dugaan kegiatan dari kelompok KPSI yang di motori oleh LNM dan Djokry,dalam usaha merebut kekuasaaan sepakbola Indonesia, dari pengurus lama yang sering disebut kelompok "reformis", Â ber sifat masif dan sistimatis,serta di bantu oleh pejabat dari AFC.Bagaimana bisa seorang dari anggota pengurus dari AFC yang menjabat sebagai Direktur Hubungan Internasional dan Integritas Olahraga di AFC yang merupakan konfederasi sepakbola Asia,ikut melibatkan diri dalam kisruh sepakbola Indonesia ??.Tidak berbeda dengan seorang pelatih sepakbola yang selama ini dan saat ini menjadi pelatih Timnas sepakbola Indonesia,Alfred Reidl,juga dengan terang benderang memutuskan bergabung dan memihak pada kelompok KPSI.Pelatih sepakbola dan pejabat AFC, sama sama sudah melakukan hubungan dengan pihak Ilegal dalam sepakbola Indonesia.Bukankah isi dari Statuta FIFA, melarang pejabat sepak bola behubungan dengan liga illegal??
Peran dari dua orang diatas,Sanjeevan Balasinggam , Direktur Hubungan Internasional dan Integritas Olahraga di Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), serta Alfred Reidl pelatih Timnas saat ini,dalam memberi dukungan dan secara aktif ikut mendukung dan berhubungan dangan sebuah kelompok yang ilegal di sepakbola Indonesia saat itu,merupakan bentuk dari pelanggaran aturan dan hukum yang sengaja di lakukan dan seharusnya ada sebuah teguran dari FIFA.Tapi semua itu tidak pernah terjadi dan ber lalu begitu saja,sehingga kelompok "reformis" tidak bisa berbuat banyak dan terjadilah pengalihan kekuasaan yang terlihat "se olah olah " sudah sesuai dengan aturan dan hukum.
Kekuatan konpirasi antara kelompok KPSI,AFC dan peran pelatih inilah yang memaksa dan menjadi sebuah bargaining power,yang bisa membuat seorang Menpora saat itu Andi M,mengatakan bahwa AFC juga mengakui KPSI seperti kutipan kalimat ini " Menpora Andi Mallarangeng mengatakan, bahwa AFC mengakui keberadaan PSSI pimpinan La Nyalla Mahmud Mattalitti hasil Kongres Luar Biasa.Hal itu dikatakan Andi setelah pihaknya menerima kepengurusan PSSI hasil KLB Ancol untuk membahas mengenai MoU yang telah ditandatangani beberapa waktu lalu","Secara nyata kan Pak Nyalla diundang ke sana untuk menandatangani MoU. Ya itu artinya keberadaan KPSI diakui oleh AFC," ujar Andi kepada wartawan.Sumber .
Setelah Menpora Andi M,dilanda kasus "Hambalang" maka pengganti Menpora( Roy Suryo) juga merasa tidak punya nyali untuk ber sikap sebagai pejabat Negara yang adil,netral dan jujur dalam menyikapi dan menyelesaikan kisruh sepakola Indonesia di saat itu.Ketakutan yang di rasakan oleh Menpora Roy Suryo menghadapi kelompok KPIS,AFC terlihat jelas dari sikap Roy Suryo yang plan plin dan setiap saat bisa berubah sesuai kondisi yang di alami.Lihat dan baca artikel ini untuk di baca (link)
Makanya peroses pengalihan kekuasaan dan kewenangan di sepakbola Indonesia berjalan begitu lancar dan mulus,dan sesuai target dari kelompok KPSI dan di dukung AFC ber kuasa lah kelompok KPSI sampai sekarang.
Yang bisa di petik dari perjalanan dan peroses pengalihan kekuasaan dan kewenangan ini adalah,sejak dari awal usaha kelompok KPSI cendrung ter biasa "mengabaikan aturan dan hukum".Ini yang sekarang terlihat jelas dan terang benderang di sepakbola Indonesia saat ini.Dimana law enforcement dan azaz transparansi serta Akuntabilatas tidak pernah di taati oleh pengurus PSSI.Artinya sebuah kegiatan yang di awali dari sesuatu yang buruk,akan susah di harapkan menghasilkan sebuah hasil yang baik.
Pantaslah kubu reformis menuding AFC tidak netral dalam menyelesaikan konflik di tubuh PSSI.
Salam Garuda Ku, Bukan Burung Perkutut.
Highlight tanggal 04 Maret 2014.