[caption caption="https://assets.kompas.com/data/photo/2016/01/01/1224433IMG-20160101-WA00041780x390.jpg"][/caption]Presiden Joko Widodo merupakan presiden Indonesia pertama yang mengunjungi Nduga. Sejak Indonesia merdeka, presiden Indonesia belum pernah ada yang mengunjungi wilayah itu. Menurut Lukas, hal itu terjadi karena sulitnya akses transportasi menuju Nduga.Disini
Inilah yang menarik dari semua blusukan Joko Widodo selama tahun 2015,disamping blusukan di Provinsi Jambi yang mana Presiden Joko Widodo langsung bertemu dan berkomunikasi dengan suku anak dalam. Ini juga tidak pernah dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, sejak Negara Indonesia MERDEKA.
Dua blusukan di atas bukan untuk sebuah pencitraan,tapi adalah atas dasar tugas dan kewajiban sebagai Presiden dari sebuah Negara yang punya wilayah yang luas dan masih banyak yang terisolir. Berlatang belakang sipil, maka interaksi dengan hetrogen nya Masyarakat yang juga adalah Rakyat Indonesia, itulah yang mendorong nurani Presiden Joko Widodo melakukan semua itu.
Belum lagi blusukan di saat meninjau kebakaran hutan di Sumatera Selatan dan Jambi, saat itu Presiden Joko Widodo tidak menggunakan masker penutup hidung, untuk bisa dengan jelas melihat kondisi daerah yang tertimpa kebakaran yang mengeluarkan asap, sehingga wilayah udara pulau Sumatra di tutupi asap dan sangat mengganggu pernafasan. Sehingga bisa merusak lingkungan karena udara jadi kotor.
Ada lagi blusukan yang di lakukan Presiden Joko Widodo yang tidak saja membuat kaget Rakyat Indonesia, tapi juga membuat kaget Rakyat Australia.Di saat Jokowi mengajak Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, ke pasar Tanah Abang Jakarta. Banyak masyarakat yang terkaget kaget, karena di samping Jokowi ada orang bule yang juga menikmati blusukan itu.
Ternyata Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull suka selfie. Blusukan yang dikakukan oleh Jokowi yang mengajak PM Australia adalah untuk membuktikan dan melihat pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang terbesar di Asia Tenggara. Hanya saja tidak pernah dilakukan oleh Presiden sebelumnya dimana Jokowi mengajak seorang kepala Pemerintahan untuk mengunjungi pasar.
Kunjungan ke Provinsi Papua yang dilakukan oleh Presiden RI, Joko Widodo, di saat sebelum nya ada peristiwa terjadinya pembunuhan terhadap anggota Kepolisian Raja Ampat, yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab.Namun semua itu tidak menyurutkan nyali Joko Widodo menghadiri acara Tahun Baru 2016 di Raja Ampat, yang sebelumnya memang sudah di agendakan.
Betapa senang dan bahagia nya masyarakat ibu kota Kabupaten Nduga, yaitu kota Kenyam, di saat melihat langsung kedatangan dan bisa betemu langsung dengan Presiden Indonesia, yang selama ini hanya bisa di dengar dan dilihat melalui TV dan media elekttronik dan cetak. Demikian juga Presiden Joko Widodo tidak merasa gentar dengan kondisi dan suasana di Kabupaten Nduga, karena setelah bertemu dengan masyarakat Nduga, selanjutnya perjalanan rombongan Presiden Indonesia, di teruskan mengunjungi dan singgah di pasar tradisional Kenyam.
Terakhir jadwak kunjungan Presiden Indonesia di Prov Papua, akan meresmikan sebuah pabrik pengolahan sagu di Sorong. Dimana pabrik ini adalah pabrik sagu terbesar di Indonesia. Kehadiran pabrik sagu milik Perum Perhutani di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan memberikan manfaat bagi warga di pedalaman Papua Barat ini. Sebelum ada pabrik sagu ini, akses transportasi hanya mengandalkan jalur laut dan sungai.
Sebelum melakukan peresmian pabrik, jokowi sempat bertemu dan bertatap muka dengan masyarakat Sorong. Alangkah bahagia dan senang nya masyarakat atas kedatangan seorang Presiden Republik Indonesia ini, bahkan ada satu masyarakat yang berucap ""Kami senang bapak Presiden datang mau jumpa kami di sini. Selama ini belum ada bapak Presiden yang datang bicara dengan kami," ujar Magdalena. Disini
Itulah kesan dan kegiatan Presiden Republik Indonesia,di penghujung tahun dan memasuki tahun baru.Bisa di katakan Presiden Joko Widodo sudah berhasil memecahkan rekor dan menciptakan rekor baru,mengunjungi Kabupaten yang sejak Indonesia MERDEKA tidak pernah dapat kunjungan seorang Presiden yang memimpin mereka.