[caption caption="http://poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2013/01/pssi.jpg"][/caption]
FIFA memang perkasa dalam hal kekuasaan atas sepakbola Dunia,malah tidak ragu dan tanpa tading aling aling,anggota pengurus FIFA dan Ketua FIFA,terjerat kasus dugaan Korupsi dan FBI sudah menangkap beberapa anggota pengurus FIFA.Sedangkan dalam statuta FIFA sendiri memuat di larang melakukan kuropsi,sanksinya akan di beri hukuman bagi yang melakukan nya,baik pengurus FIFA,maupun pengurus Federasi Sepakbola di setiap Negara yang jadi anggora FIFA.Pengurus FIFA menelan air ludah sendiri,memakan isi statuta. Bingungkan ?
Hal kedua adalah Pemberian sanksi pada Pemerintah Indonesia,setelah Pemerintah melalui Menpora mengeluarkan SK pemebekuan kenirja PSSI di seluruh Wilayah Indonesia.FIFA menilai apa yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia adalah sebuah tindakan Intervensi terhadap anggotanya PSSI.Padahal Pemerintah melakukan semua itu tidak lain dan tidak bukan untuk me reformasi sepakbola Indonesia ke arah yang lebih transparance,akuntable,kredible dan taat pada Law Enforcement.
Setelah delegasi FIFA/AFC datang ke Indonesia,bertemu langsung dengan Presiden Republik Indonesia,dan juga delegasi FIFA melakukan pertemuan dengan PSSI dan banyak stake holder lainya.Tujuan delegasi FIFA adalah untuk mendapatkan keterangan langsung dan mengumpulkan bahan bahan yang diperlukan dalam memahami masalah sepakbola Indonesia.
Dulu FIFA menilai apa yang dilakukan Pemerintah Indonesia adalah sebuah tindakan ikut campur dalam masalah Federasi Sepakbola Indonesia (PSSI )serta ikut campur dalam mengurus sepakbola Indonesia...Sehingga FIFA menyimpulkan Pemerintah Indonesia sudah melakukan Intervensi.Akibatnya FIFA menjatuhkan sanksi pada Pemerintah Indonesia dengan alasan ikut campur /Intervensi.
Sekarang apa bedanya ikut campur yang pernah di katakan FIFA sebagai tindakan Intervensi, dengan apa yang di putuskan oleh rapat EXCO FIFA di Jepang sejak Rabu (2/12) sampai Kamis (3/12)dan menghasilkan bahwa, Sepak bola Indonesia dibahas dalam rapat Komite Eksekutif FIFA selain persoalan di Benin, Maladewa, dan Togo. “(Komite Eksekutif FIFA) mendukung rekomendasi membentuk Komite Ad Hoc Reformasi untuk Asosiasi Sepak Bola Indonesia (PSSI), di mana pemerintah harus berpartisipasi,” tulis FIFA dalam pernyataan seperti dikutip dari laman FIFA.
Pemerintah Indonesia jelas dan tegas diminta harus ikut ber partisipasi dalam Komite Adhoc,yang tidak lain adalah untuk membahas reformasi sepakbola Indonesia.Inilah yang jadi ketidak konsisten nya FIFA dalam tindakan dan keputusan.Kenapa dulu Pemerintah Indonesia di finish sudah Intervensi,sekarang malah Pemerintah Indonesia di minta harus ikut campur dalam mereformsi sepakbola Indonesia.Apa nanti tidak di katakan Pemerintah Indonesia sudah melakukan intervensi ke dua,atau FIFA yang intervensi Pemerintah Indonesia ??..alah mak..
Jadi sebuah tindakan Intervensi itu menurut FIFA,sangat tergantung pada kekuasaan FIFA,tidak ada standar yang baku,ikut campur Pemerintah Indonesia,pada awalnya di katakan Intervensi,ikut campur yang kedua di minta oleh FIFA,malah jadi berbeda arti dan makna serta tujuan nya..
Sekehendak FIFA ajalah,memang FIFA yang ngatur sepakbola di Dunia..sudah lebih dari 150 kata.cukup dah
Salam garuda ku,bukan burung Perkutut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H