Mohon tunggu...
Vlar Lantang
Vlar Lantang Mohon Tunggu... wiraswasta -

Laki laki anak nagari ,di Ujung Barat Sumatera Barat (Padang ) Aia Bangih Nama Nagari nya..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Stop Saja PSSI, "Harmonisasi" = Dagang Sapi

23 Oktober 2012   04:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:30 1889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kekuatan atau keadaan hubungan di katakan harmonis, manakala hubungan tersebut berjalan lancar,selaras,seimbang dan saling pengertian , tahu hak dan kewajiban masing masing,serta mengerti melaksanakan hak dan kewajiban masing,untuk dan mengutamakan  kepentingan  bersama ”.Seperti hubungan suami istri dikatakan harmonis dan tidak pernah terdengar ada nya cekcok dan pertengkaran dalam rumah tangga mereka.

Kelompok ISL/KPSI mem persepsikan harmonisasi adalah mengedepan kehendak untuk bisa mengendalikan PSSI dalam membentuk Timnas Indonesia, dengan persyaratan pelatih yang menangani Timnas Indonesia,penunjukan pelatih Alfred Riedl, dan itu adalah Harga Mati.Jadi tidak ada kesepakatan yang akan di setujui apabila dalam mengupayakan Harmonisasi jika Alfred RIedl tidak disetujui PSSI sebagai Pelatih Timnas Indonesia.

Kehendak ini tidak bisa mereka paksakan dan terbukti pertemuan para anggota JC kemaren di gedung Bung Karno mengalami deadlock atau tidak bisa membuat kesepakatan dan keputusan.Tidak ada alasan dan dasar yang kuat yang mendasari jalan pikiran dari wakil 18 Klub ISL dan KPSI di badan JC.

Hakekat dari sebuah kebenaran adalah satu diantaranya “ Diterima dengan syarat  dan di tolak dengan alasan”.Kelompok yang mewakili 18 Klub ISL dan KPSI tidak mematuhi semua yang pernah mereka setujui dan tanda tangani,mulai dari MoU sampai akhirnya di pertemuan ke dua JC di Kuala Lumpur,yang jelas dan terang benderang ,sudah mengakui PSSI.

Logika sederhana dan tidak rumit,kalau sudah mengakui PSSI sebagai satu satunya badan yang mempunyai otoritas tertinggi dalam sepakbola Indonesia,harusnya patuh,taat dan siap untuk mematuhi semua kebijakan dan keputusan dari PSSI.Kalau ada kebijakan PSSI yang tidak tepat atau tidak sesuai,,bisa diselesaikan di dalam ruang PSSI saja,dan ada jalan serta kesempatan dan ruang yang disediakan asal sesuai dengan aturan dan mekanisme untuk itu.

Dalam kenyataan nya kelompok 18 Klub ISL dan KPSI,lebih memillih cara konfrontasi langsung dengan PSSI,agar bisa mempertontonkan bahwa mereka sebenar nya tidak mau dan tidak bersedia mematuhi dan mentaati kesepatakan yang sudah mereka setujui sendiri.

Tidak lah mengherankan tidak ada akal Manusia yang sehat bisa mendalami dan memahami karakter karakter yang di mainkan oleh Pengurus 18 Klub ISL dan KPSI ini.Tidak salah kalau banyak orang berpendapat bahwa tujuan akhir dari pengurus 18 Klub ISL dan KPSI adalah mengambil alih kekuasaan PSSI dari tangan Djohar Arifin.

Untuk itu sebaiknya kebijakan PSSI yang akan datang tidak ada lagi,ruang dan waktu yang di berikan kepada pengurus 18 Klub ISL dan KPSI dalam hal meng Implementasi kan kata kata “harmonisasi “, karena sudah jelas maksud dan tujuan mereka tidak lah berbuat yang terbaik untuk Bangsa dan Negara dalam bidang  sepakbola Indonesia..

Jadi kata kata “harmonisasi “ dijadikan oleh pangurus 18 Klub ISL dan KPSI sebagai politik dagang sapi yang biasa dilakukan oleh Parpol parpol di Indonesia dalam usaha mendapatkan bagian dari kekuasaan atau dari pemerintah.

Tetap lah teguhkan hati anda "Nil Maizar" dan tetap Fokus pada tugas dan tanggungjawab untuk dan atas nama Bangsa dan Negara Indonesia.Lakukanlah semua dengan Hati dan Jiwa yang Ikhlas,serta memohon petunjuk ALLAH.SWT agar semua official Timnas Indonesia di beri Ridho dan tetap dalam lindungan Allah.swt. Amien

SALAM GARUDA Ku Bukan Burung Perkutu.

Terima kasih Admin..Trending Aricles juga tulisan ini 23/10/2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun